Penerapan Madu dan Cangkok Kulit dalam Pengobatan Gangren Fournier: Laporan kasus

Taufik Akbar Faried Lubis, Rizka Khairiza, Yugos Juli Fitra

Abstract


Background: Gangren Fournier adalah infeksi nekrosis polimikroba yang progresif. Baru-baru ini, penggunaan madu baru dikenal dalam pengelolaan gangren Fournier, sedangkan pencangkokan kulit adalah salah satu pilihan yang populer dalam rekonstruksi cacat setelah eksplorasi bedah jaringan nekrotik gangren Fournier.

Case Ilustration:

Seorang laki-laki, 55 tahun, datang dengan ulkus multiple pada penis dan skrotum, dan riwayat diabetes mellitus tipe II yang tidak terkontrol, kebiasaan merokok berat dan alkoholisme kronis. Aplikasi madu 20-30 cc dilakukan selama dua minggu setelah tindakan bedah debridemen. Cangkok kulit digunakan untuk melapisi kembali defek kulit yang tersisa.

Discussion: Madu telah dikenal memiliki kemampuan untuk merangsang pertumbuhan sel epitel disamping sifat anti mikroba. Cangkok kulit dengan ketebalan terpisah dianggap memiliki beberapa keuntungan: prosedur satu tahap yang sederhana, morbiditas lokasi donor yang rendah, hemat biaya, dan memungkinkan hasil fungsional dan kosmetik yang wajar.

Conclussion: Kami menemukan bahwa penerapan madu dan cangkok kulit dengan ketebalan terpisah dalam pengobatan gangren Fournier sangat bermanfaat, terutama pada fasilitas kesehatan yang terbatas.


Keywords


Gangren Fournier, dressing madu, cangkok kulit

References


Fournier JA. Gangrene foudroyante de la verge (overwhelming gangrene). Sem Med 1883 Dis Colon Rectum. 1988; 31:984.

Singh A, Ahmed K, Aydin A, Khan MS, Dasgupta P. Fourniers gangrene. A clinical review. Archivio Italiano Di Urologia e Andrologia. 2016; 88(3):157-154.

Coffee RK, Setiawan K, Rosadi BA, Lawanto TR. Fournier Gangrene in A 65 Years Old Obese Female with Uncontrolled Type II Diabetes Mellitus - A Case Report. JBN. 2020;4(1):1.

Pernetti R, Palmieri F, Sagrini E, Negri M, Morisi C, Carbone A, et al. Fourniers gangrene: Clinical case and review of the literature. Arch Ital Urol Androl. 2016;88(3):23

Haidari M, Nazer MR, Ahmadinejad M, Almasi V, Khorramabadi MS, Pournia Y. Honey in the treatment of Fourniers gangrene as an adjuvant: a cross-sectional study. J Pak Med Assoc. 2014; 64(5)571-573.

Insua-Pereira I, Ferreira PC, Teixeira S, Barreiro D, Silva . Fourniers gangrene: a review of reconstructive options. Cent European J Urol. 2020;73(1):749.

Mallikarjuna MN, Vijayakumar A, Patil VS, Shivswamy BS. Fournier's Gangrene: Current Practices. ISRN Surg. 2012;2012:942437.

Hong KS, Yi HJ, Lee R-A, Kim KH, Chung SS. Prognostic factors and treatment outcomes for patients with Fourniers gangrene: a retrospective study: Prognostic factors and treatment outcomes for Fourniers gangrene. Int Wound J. 2017 Dec;14(6):13528

Gupta N, Zinn KM, Bansal I, Weinstein R. Fournier's gangrene: ultrasound or computed tomography? Med Ultrason. 2014; 16:389- 90.

Karian LS, Chung SY, Lee ES. Reconstruction of Defects After Fournier Gangrene: A Systematic Review. Eplasty. 2015;15(8):155-169.

Chen SY, Fu JP, Chen TM, Chen SG. Reconstruction of scrotal and perineal defects in Fournier's gangrene. J Plast Reconstr Aesthet Surg, 2011; 64:528-34.

Nikhare SN, Kura MM. Split thickness grafting: a novel approach in the treatment of Fourniers gangrene. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2006; 72:159-160

Subrahmanyam M, Ugane SP. Honey dressing beneficial in treatment of Fourniers gangrene. Indian J Surg. 2004;66(2):75-77.

Yilmaz AC, Aygin D. Honey Dressing in Wound Treatment: A systematic review. Complementary Therapies in Medicine. 2020;51:102.




DOI: https://doi.org/10.30596/jih.v1i3.5344

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 


Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Jln.Gedung Arca No. 53 Medan 20217
Telp/HP/Whatsapp: +62 8112570085, +62 857-6248-0974
Website : http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH/index
Email : implementahusada@umsu.ac.id