Prevalensi Penderita Skabies di Puskesmas Ciwidey Jawa Barat dalam Periode 5 Tahun (2015-2020): Studi Retrospektif

Anastasia Wibianto

Abstract


Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infeksi dari tungauSarcoptes scabiel var hominisyang biasanya ditandai dengan gatal pada malam hari. Beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab skabies diantaranya adalah faktorhygieneyang buruk dan sosial ekonomi yang rendah.Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi skabies di Puskesmas Ciwidey, Jawa Baratpada tahun 2015-2020.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan secara retrospektif,non-random consecutive sampling,dengan menggunakan data sekunder dari catatan rekam medis. Sampel pada penelitian ini berjumlah 1.725 responden. Hasil penelitian didapatkan bahwa penyakit kulit skabies lebih banyak terdapat pada laki-laki dengan jumlah 906 responden (52,5%), dan lebih banyak ditemukan pada anak-anak umur 6-11 tahun dengan jumlah 353 responden (20,4%). Disimpulkanprevalensi skabies di Puskesmas Ciwidey, Jawa Baratlebih banyak pada jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 6-11 tahun, dan terjadi peningkatan kasus setiap tahun nya.


Keywords


prevalensi, skabies, jenis kelamin, usia

References


Menaldi SLS, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015.

Walton SF, Bart JC. Problems in diagnosing scabies, a global disease in human and animal population. Jurnal Clinical Microbiology Reviewers. 2007; 20(2):268-79.

World Health Organization (WHO). Water-related disease. 2009 (diunduh 28 Oktober 2020). Tersedia dari: http://www.who.int/

Zayyid MM, Saadah RS, Adil AR, Rohela M, Jamaiah I. Scabies and head lice among children in a welfare home in Pulau Pinang. Trop Biomed. 2010; 27(3):442- 446

KepMenKes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta. 2014, hal 8.

Ratnasari AF, Sungkar S. Prevalensi Skabies dan Faktor-faktor yang Berhubungan di Pesantren X, Jakarta Timur. EJournal Kedokteran Indonesia. 2014; 2(1). https://doi.org/10.23886/ejki.2.3177.

Johnstone P, Strong M. Scabies. BMJ. 2008;8:1707.

Roodsari MR, Malekzad F, Ardakani ME, Alai BA, Ghoraishian M. Prevalence of scabies and pediculosis in Ghezel Hesar Prison, Iran. Journal of Pakistan Association of Dermatologists. 2006;16(4).

Shelley FW, Currie BJ. Problems in diagnosing scabies a global disease in human and animal populations. CMR. 2007;268-79.

Rodina MA. The epidemiology of scabies in Gaza governorates. Journal of Al Azhar University. 2007;9:13-20.

Normaznah Y, Saniah K, Nazma M, Mak JW, Khrishnasanmy M, Hakim LS. Seroprevalence of S. scabiei var canis antibodies among aborigines in Malaysia. Southeast Asian J Trop Med Public Health. 1996; 27(1):53-6.

Notoadmojo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2003, hal 15-49.

Raza N, Qadir SNR, Agha H. Risk factor for scabies among male soldiers in Pakistan: case-control study. East Mediterr Health J. 2009;15:5.

Bone KKAB, Ipa A. Pondok Pesantren Darul Huffadh di Wilayah Kerja Puskesmas. 2013; 2:109114.

Naftassa, Zaira, Putri TR. Hubungan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pengetahuan terhadap kejadian skabies pada santri Pondok Pesantren Qotrun Nada Kota Depok. 2017, hal 115119.

Aminah P, Sibero HT, Ratna MG. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian skabies. J Majority. 2015;4(5):54-9.

Rasyid Z, Hasrianto N, Mairiza S. Faktor Determinan Kejadian Skabies pada Masyarakat di Kelurahan Tangkerang Timur Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. 2017, hal 75-85.




DOI: https://doi.org/10.30596/jih.v1i3.5605

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 


Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Jln.Gedung Arca No. 53 Medan 20217
Telp/HP/Whatsapp: +62 8112570085, +62 857-6248-0974
Website : http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH/index
Email : implementahusada@umsu.ac.id