Penggunaan Daun Gamal (Gliricidia sepium) dan Sengon (Falcataria moluccana) pada Proses Percepatan Pematangan Buah Pisang Ambon Putih

Asri Widyasanti, Huda Nurul Quddus, Sarifah Nurjanah

Abstract


Pemeraman merupakan cara untuk mempercepat serta menyeragamkan kematangan buah pisang ambon putih. Salah satu cara untuk pemeraman buah pisang yaitu pemeraman dengan menggunakan daun tanaman. Jenis tanaman yang daunnya biasa digunakan dalam pemeraman adalah daun gamal dan daun sengon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan buah pisang ambon putih yang diperam tanpa daun, daun gamal, dan daun sengon. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif. Perlakuan pada penelitian ini adalah proses pemeraman tanpa daun, pemeraman dengan daun sengon, serta pemeraman dengan daun gamal, masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Bobot daun tanaman yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 30% dari bobot buah yang diperam. Parameter yang diamati pada proses pemeraman ini adalah kadar air, Total Padatan Terlarut, kekerasan, laju respirasi, warna, serta susut bobot. Perlakuan terbaik adalah buah pisang yang diperam dengan menggunakan daun sengon. Nilai terbaik yang dihasilkan pada perlakuan daun sengon ini diantaranya adalah nilai Total Padatan Terlarut (TPT) tertinggi berkisar 4,00-24,83% Brix, nilai kekerasan (bioyield point dan flesh firmness) terendah yang terjadi pada pangkal buah masing-masing bernilai 2522,061427,08 kg dan 868,62517,90 kg, serta warna (nilai lightness) tertinggi yang terjadi pada pangkal buah dengan nilai 71,57.

Keywords


Buah pisang ambon putih, daun gamal, daun sengon,pemeraman

Full Text:

PDF

References


AOAC. 2005. Official Methods of Analysis. Association of Official Analytical Chemists. Wahington: Benjamin Franklin Station.

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. Produksi Pisang menurut Provinsi Tahun 2011-2015. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Baskorowati, L. 2014. Budidaya Sengon Unggul (Falcataria mollucana) untuk Pengembangan Hutan Rakyat. Jakarta: Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.

Caussiol, L. 2001. Postharvest Quality Conventional and Organically Grown Banana Fruit. Master of Science by Research in Postharvest Technology. Institute of Agriculture of Agritechnology. Cranfield University. Silsoe, Pp 160.

Diennazola, R. 2008. Pengaruh Sekat dalam Kemasan Terhadap Umur Simpan dan Mutu Buah Pisang Raja Bulu. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Effendi, M.Y. 2009. Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daging Pisang Ambon (Musa AAA Pisang Ambon) dengan Vitamin A, Vitamin C, dan Katekin Melalui Perhitungan Bilangan Peroksida. Jakarta: Universitas Indonesia.

Golding, J.B., D. Shearer, S.G. Wyllie, dan W. McGlasson. 1998. Application of 1-MCP and propylene to identify ethylene-dependent ripening processes in mature banana fruit. Postharvest Biol. Tech. Brugges, 14 : 87-98.

Hutching, J. B.1999. Food Color and Appearance 2nd ed. Maryland: Aspen Pub.

Kays, SJ. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Products. AVI Publishers, New York.

Krishnamoorthy H. N., 1981. Plant Growth Substances, Tata Mc Grow Hill Publishing Company Timited, New Delhi :214.

Lehninger, A.L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia, Jilid 1. (Diterjemahkan oleh: Maggy Thenawijaya). Jakarta: Erlangga.

Loesecke, H.W. 1950. Bananas: Chemistry, Physiology, and Technology. New York: Interscience Publishers, Inc.

Muchtadi dan Tien R. 1989. Petunjuk Laboratorium Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Muhadjir, N. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Murtiningsih, S. Prabawati, Setyadjit, dan Sjaifullah. 1994. Evaluation of ripening manual which respect to applicability of the Ambon Putih banana cultivar. Paper presented at AAPSIP Regional Workshop. Jakarta 7-9 June, 1994.

Nurjanah, S. 2002. Kajian Laju Respirasi dan Produksi Etilen sebagai Dasar Penentuan Waktu Simpan Sayuran dan Buah-Buahan. J. Bionatura. 4(3):148-156.

Nurtama, B., I. Muhajir, dan D.K.W. Putra. 1995. The Effect of On-Tree Wrapping Materials on the Postharvest Quality of Banana var. Ambon Kuning. Bul. Tek. dan Industri Pangan. 6(3):22-27.

Palmer, J.K. 1971. The Banana dalam Hulme (Ed.), The Biochemistry of Fruit and Their Products. Ed. II. New York: Academic Press.

Pantastico, E.B., H. Subramanyam, M.B. Bhatti, N. Ali dan E.K. Akamine. 1993 Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika. UGM Press. Yogyakarta.

Pantastico. 1986. Fisiologi Pasca Panen, Terjemahan Kamarijani. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Prabawati, S., Suyanti, dan D.A.Setyabudi. 2008. Teknologi Pascapanen dan Teknik Pengolahan Buah Pisang. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Prihatman, K. 2000. Tentang Budidaya Pertanian Pisang. Jakarta: Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Pujimulyani, D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purwadaria, H.K. 2006. Issues and Solutions of Fresh Fruits Export in Indonesia. Bogor: Departemen Teknik Pertanian IPB.

Rahmawati, I. 2010. Peningkatan Kinerja Pengemasan Pisang Ambon (Musa paradisiaca L.) Selama Transportasi dengan Penataan Posisi Pisang dan Jenis Bahan Pengisi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Santoso, B. B. dan Purwoko B. S. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern Universities Project.

Salvador A, Sanz T, Fiszman SM. 2007. Changes in colour and texture and their relationship with eating quality during storage of two different dessert bananas. Postharvest and Technology. 43 (2007): 319-325.doi: 10.1016/j.postharvbio.2006.10.007.

Satuhu,S. dan A. Supriyadi. 2008. Pisang: Budi Daya, Pengolahan, dan Prospek Pasar (Edisi Revisi). Depok: Penebar Swadaya.

Siagian HF. 2009. Penggunaan Bahan Penjerat Etilen pada Penyimpanan Pisang Barangan dengan Kemasan Atmosfer termodifikasi aktif. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/42349020_Penggunaan_Bahan_Penjerap_Etilen_Pada_Penyimpanan_Pisang_Barangan_Dengan_Kemasan_Atmosfer_Termodifikasi_Aktif/citations

Sisler,E.C., dan M.Serek, 1997. Inhibitors of ethylene responses in plants at the aceptor level : recent developments. Physiolgy Plantarum 100: 557-582.

Sumadi, B., Sugiharto, dan Suyanto. 2004. Metabolisme Sukrosa pada Proses Pemasakan Buah Pisang yang Diperlakukan pada Suhu yang Berbeda. Jurnal Ilmu Dasar. Vol. 5(1):21-26.

Syahri, NT. 1991. Analisis Kimia Kayu dan Kulit Kayu Jeungjing. Jogjakarta: Pusat Litbang Hasil Hutan. Laporan Hasil Penelitian (tidak diterbitkan).

Utama, I.M.S. dan N.S. Antara. 2013. Modul Kuliah Pasca Panen Tanaman Tropika: Buah dan Sayur. Bali: Universitas Udayana.

Waspodo, M., S. Prabawati, Yulianingsih, I. Muhadjir. 1993. Penggunaan Kalsium Karbida, Daun Gliricidia, dan daun Albizzia sebagai Bahan Pemacu Pematangan Buah Pisang. Jurnal Hortikultura 3(2):33-43.

Werdiningsih,W. 2008. Kajian Perubahan Mutu Pisang Raja Bulu salama Proses Penyimpanan dan Pemeraman. Skripsi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wills, R.H.H., T.H. Lee, D. Graham, W.B. McGlasson, dan E.G. Hall. 1981. Postharvest, an Introduction to the Physiology and Handling of Fruits and Vegetables. Van Nostrand Rinhold, Newyork.

Winarno, F.G. 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikultura. Bogor: M-Brio Press.

Winarno, F.G. dan M.A.Wirakartakusuma. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta: PT. Sastra Hudaya.




DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v22i1.3101

Refbacks

  • There are currently no refbacks.