Sistem Pengamatan Hilal ISRN UHAMKA

Adi Damanhuri

Abstract


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi dampak yang luar biasa diberbagai sendi kehidupan. Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam, sebagian besar masyarakatnya masih melakukan pengamatan hilal untuk memastikan masuknya awal bulan baru hijriah. Penngamatan yang dilakukan bermacam-macam, dari yang sederhana hanya menggunakan mata telanjang hingga pengamatan yang sudah menggunakan berbagai teknologi penunjang. The Islamic Science Research Network (ISRN) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA teah membangun sistem pengamatan hilal yang menggunakan teknologi terkini yang terdiri dari teleskop William Optic Zenith Star 71ED, kamera CCD Skyris 274M, dudukan teleskop tipe iOptron CEM60, dan filter Baader 685nm. Sebagai instrumen pembantu, sistem teleskop ditambah dengan baffle untuk menapis kuatnya cahaya Matahari pada saat pengamatan.


Keyword: Teleskop, Hilal.


Full Text:

PDF

References


Adi Damanhuri. (2015). Desain Sistem Pengamatan Sabit Bulan di Siang Hari, Jakarta: SEMNASTEK.

Badan Pusat Statistik. (2010). Hasil Sensus Penduduk 2010: Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-Hari Penduduk Indonesia, Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Dhani Herdiwijaya, Mitra Djamal, M., Gunawan, Mexsida, Z.A., Deni Mandey, Wijaya,R.R. (2010). Developing Telescope Baffle For Increasing Contrast Of The Very Young Lunar Crescent Visibility. ( Bandung: Proceedings of the Thrid International Conference on Mathematical and Natural Sciense.

Doggett, L.E., Schaeffer, B.E. (1994). Lunar Crescent Visibility, ICARUS.

Http://williamoptics.com/20th-edition/zenithstar-71-doublet-ed, diakses pada 15 Mei 2018, Pkl. 07:13:23 (UT+7)

Ioptron CEM60 Center-Balanced Equatorial Mount: Instruction Manual, 2017.




DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1931

Refbacks

  • There are currently no refbacks.