Syaikh Zubair Umar al-Jailany (w. 1411 H/1990 M) dalam Sejarah Hisab di Indonesia

Ahmad Izuddin

Abstract


Syaikh Zubair Umar al-Jailany (w. 1411 H/1990 M) adalah akademisi dan pakar falak terkenal di Indonesia. Karya monumentalnya dalam bidang ini adalah buku berjudulAl-Khulashah al-Wafiyah.Buku ini menggunakan prinsip heliosentris yang sampai sekarang masih diakui kebenaran ilmiahnya. Selain itu, konsep dan pemikiran hisab Syaikh Zubair Umar al-Jailany juga menggunakan prinsip astronomi Modern, dan masih menggunakan bahasa Arab. Pemikiran hisab Syaikh Zubair merupakan corak baru yang pada waktu berikutnya banyak dicangkok oleh pemikiran hisab yang ada di Indonesia, seperti pemikiran hisab Noor Ahmad SS dalam Nurul Anwar, Al-Maksyuf karya Amad Soleh Cirebon, Ittifaq Dzatil Bain karya Muhammad Zubair Abdul Karim Gresik, dan lainnya. Oleh karena itu, pemikiran Syaikh Zubair Umar al-Jailany sangat mempengaruhi dan memberikan corak dalam khazanah perkembangan hisab di Indonesia.

References


Brumund, J.F.G, Het Volksonderwijs Onder de Javanen, Batavia, Van Haren Noman & Kolff, 1857, h. 198 sebagaimana dikutip Pradjarta Dirdjosanjoto, Memelihara Umat : Kyai Pesantren Kyai Langgar di Jawa, Yogjakarta : LKIS, 1999, h. 140 bandingkan dengan Anderson, Benedict ROG, Revolusi Pemoeda : Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946, Jakarta : Pustaka Sinar harapan.

Mengenai Snouck Hurgronje dapat dibaca dalam Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, Jakarta : LP3S, 1986, h. 120-127

Menurut Snauck Hurgronje, orang-orang Indonesia yang menunaikan ibadah haji pada waktu itu dapat digolongkan kepada dua tipe, yakni haji biasa dan haji santri.Tipe pertama terdiri dari orang-orang yang berduit dengan motivasi ingin diangkat menjadi penghulu, gila hormat dan title. Padahal mereka tidak dapat berbahasa arab dan tidak mempunyai ilmu pengetahuan agama Islam. Sementara tipe kedua mempunyai pengetahuan dasar bahasa Arab dan pengetahuan agama Islam yang memadai bahkan sangat tinggi. Mereka biasanya mukim lama di Mekah untuk mengembangkan tingkat pengetahuan agamanya. Mereka inilah yang nantinya menjadi guru-guru di pesantren dan mendapat sambutan kalangan muda dari pelbagai daerah. Menurut pemerintah Hindia Belanda, haji tipe inilah yang banyak menghembuskan semangat anti kolonial, baca Umar Ibrahim, The Impact of Hajj Pilgrimage on the Development of Islam in 19th and 20 th Century Indonesia, dalam Studia Islamika, volume 3, Number 1, 1996, h. 160.

Martin Van Bruinessen, Mencari Ilmu dan Pahala di Tanah Suci Orang Nusantara Naik Haji, dalam Indonesia Dan Haji, Jakarta : INIS, 1997, h. 121-131.

Sebagaimana pesan yang sering disampaikan oleh para kyai kepada santrinya agar ilmunya bermanfaat

Sebagaimana disebutkan dalam riwayat hidup yang beliau tulis sendiri bahwa banyak jabatan yang pernah beliau pegang baik dalam profesi pegawai negeri termasuk sebagai Ketua Mahkamah Islam Tinggi di Surakarta maupun profesi guru (dosen) sebagaimana mengajar di IAIN Walisongo Semarang.

Hasil wawancara dengan KH Bakri Tholkah dan Bapak Anshori pada tanggal 23 Juli 2002.

Hasil wawancara dengan H Jafal Ariyanto SH, KH Bakri Tholkah dan Anshori pada tanggal 23 juli 2002

KH Bakri Tholkah adalah putra menantu beliau yakni putrid keduanya : Zakiyah yang sering kali mengikuti dan yang lebih tahu tentang rihlah ilmiah Zubaer Umar al-Jaelany.

Taufik adalah wakil ketua Mahkamah Agung sejak zaman pemerintahan Gus Dur yang pakar hisab dengan backgraund pernah menjadi Ketua Badan Hisab Rukyah Depag RI dan yang membidani berdirinya Badan Hisab Rukyah tersebut. Hasil wawancara dengan Taufik pada tanggal 20 Mei 2002 ketika menjadi narasumber dalam acara pembentukan Badan Hisab Rukyah Jawa Tengah di Bandungan.

Prinsip Geosentris adalah prinsip yang menyatakan bahwa pusat alam adalah pada bumi yang tidak berputar pada sumbunya dan dikelilingi oleh bulan, merkurius, venus dan lain-lain, lihat Robert H baker, Astronomy, New York, 1953, h. 174.

Ulugh Beik (1340-1449) adalah pembuat jadual yang terkenal dengan nama Ulugh Beik, dibuat dengan maksud untuk persembahan kepada seorang pangeran dari keluarga Timur Lenk, cucu Hulagho Khan. Jadual ini terus hidup berkembang meskipun berjalan lamban hinga akhir abad XVI M. Jadual ini selesai dibuat pada tahun 1437 M. Kemudian disalin dalam bahasa Inggris (abad XIX) dan sangat menarik perhatian negara-negara barat, lihat Oemar Amin Husein, Kultur Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1964, h. 115 bandingkan juga dengan penjelasan dalam al-Khulashah al-Wafiyah, h. 21 29.

Prinsip milik Ptolomeus saat itu telah ditumbangkan oleh anggaran baru Nicolas Copernicus yang dikukuhkan oleh Giordeno Bruno dan Galilieo Galilie yang berprinsip bahwa mataharilah yang menjadi pusat tata surya bukan bumi, lihat Muhammad Wardan, Kitab Falak Dan Hisab, Yogyakarta, 1955, h. 6-7 bandingkan dalam keterangan al-Khulashah al-Wafiyah, h. 28-29.

Klasifikasi ini merujuk pada hasil Seminar sehari Hisab Rukyah yang diselenggarakan Depag RI pada tanggal 27 April 1992, lihat catatan kaki bab I no. 3.

Sebagaimana keterangan dalam kitab Muhammad Manshur, Mizan al-Itidal Fi Takmilah Jawab al-Soal Fi Masalah Ikhtilaf al-Mathali Wa Ruyat al-Hilal, Betawi : tth, h. 18 : Bahwa data Ulugh Beik ini pertama kali diperkenalkan ke Indonesia ketika Abdurrahman al-Misra datang ke Betawi dengan membawa data Ulugh Beik.

Dalam dunia ilmiah prinsip geosentris ini telah tumbang dengan prinsip heliosentris yang sampai sekarang masih diakui kebenarannya.

Penulis mempunyai asumsi bahwa pemikiran hisab yang serumpun dengan Sullamun Nayyirain sebagaimana penulis sebutkan dalam catatan kaki no. 3 bab I, merupakan hasil cangkok-mencangkok data yang sumber utamanya dari data Ulugh Beik Samarqandi

Hasil ringkasan koreksi dalam kitab al-Khulashah al-Wafiyah, bandingkan dengan Taufik, Menghitung Awal Bulan Qomariyah Menurut Sistem al-Khulashah al-Wafiyah, dalam Diklat MABIMS 2000, Lembang, 10 Juli 2000 5 Agustus 2000.

Hasil wawancara dengan Bakri Tholkah pada tanggal 23 Juli 2002

Sebagaimana hasil wawancara dengan putra Turaichan yakni Khairuzad dan Sirril Wafa pada tanggal 10 Agustus 2002

Islamic Calender merupakan hisab karya Muhammad Ilyas Malaysia.

Global Positioning System adalah alat canggih yang dapat digunakan untuk mengetahui lintang dan bujur tempat secara akurat dan data waktu yang akurat berdasarkan satelit, sebagaimana data yang dipakai D N Danawas, BP Planetarium Jakarta, 17 Januari 1994.

Hasil penelitian Saadoeddin Djambek pada tahun1972.Hasil penelitian langsung Nabhan Saputra pada tahun1994 dengan menggunakan Global Positioning

System. Lihat Ahmad Izzuddin, Hisab Praktis Arah Qiblat, dalam Materi Pelatihan Hisab Rukyah 28-30 Maret 2002 oleh PW Lajnah Falakiyah NU Jawa Tengah.




DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v2i2.2532

Refbacks

  • There are currently no refbacks.