Parameter Pos Observasi Hilal (POB) di Pondok Assalam Surakarta

Machzumy Machzumy

Abstract


Pos Observasi Bulan Pondok Assalam Surakarta merupakan salah satu POB yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai lokasi pengamatan hilal. Namun penetapan ini sebagai salah satu POB perlu ditelaah lebih lanjut mengingat Pondok Assalam Surakarta berada di tengah-tengah perkotaan dan jauh dari tepi pantai. Penelitian ini menggunakan metode field research dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian hilal yang dapat diamati pada POB ini adalah hilal dengan ketinggian di atas 50, karena terhalang oleh gunung. Selain itu, POB Pondok Assalam Surakarta juga terkendala dengan polusi udara dan cahaya yang mencapai ketinggian 30.


References


Anderson. S, Robert & Anderson.P, Suzanne. 2008. Geomorphology; the Mechanics and Chemistry of Landscapes, United State of America: Cambridge university press.

Az-Zuhaili, Wahbah. 1989. Al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu. Damaskus: Dar al-Fikr.

Club astronomi Santri Assalam, Profil Observatorium CASA. Diakses dari alamat website: www. blogcasa. wordpress. com pada 26 Agustus 2020.

Dirjen Bimas. 2014. Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Dirjen Bimas Kementrian Agama RI.

Djamaluddin, Thomas. 2020. Redefinisi Hilal menuju Titik Temu Kalender Hijriyyah. Diakses pada alamat website: http://t- djamaluddin.space.live.com. pada tanggal 17 Agustus 2020.

Hasan, M. Ali. 2000. Perbandingan Madzhab Fiqh, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Izzuddin, Ahmad. 2007. Fiqih Hisab Rukyat Menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam Penentuan Awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Jakarta: Erlangga.

Khazin, Muhyiddin. 2009. 99 Tanya Jawab Masalah Hisab & Rukyat, Yogyakarta: Ramadhan Press.

Machzumy. 2015. Kriteria Ideal Lokasi Rukyat (Studi Komparasi Observatorium CASA Assalam dan Observatorium Tgk. Chiek Kutakarang). Tesis Pascasarjana UIN Walisongo tidak dipublikasi.

Machzumy. 2019. Effect of Geographical Environment on Success Rate of Rukyat Hilal at Observatorium CASA Assalam. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. 5. 177-191. 10.30596/jam.v5i2.3317.

Moenawwir, A. Warson. 2002. Al-Munawir, Kamus ArabIndonesia. Surabaya: Pustaka Progresif.

Mutreja, K.N. 1994. Aplied Hydrology. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publising Company Limited, 1994.

Raghib Al- Isfahani. 2008. Al-Mufradat fi Gharib al-Quran. Beirut: Darul Kutub.

Saksono, Tono. 2007. Mengkompromikan Rukyat & Hisab. Jakarta: PT Amythas Publicita.

Anwar, S. 2019. Tinjauan Maqasid Syariah Terhadap Kalender Islam Global. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan, 5(2).

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Muhammadiyah. 2009. Pedoman Hisab Muhammadiyah. Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Muhammadiyah.

Tjasyono, Bayong & Woro, Harijono, Sri. 2009. Metereologi Indonesia II: Awan dan Hujan Monsun. Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Wiryono. 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan. Bengkulu: Pertelon Media.

Zainal, Baharuddin. 2003. Ilmu Falak Teori, Praktik Dan Hitungan. Kuala Trengganu: Yayasan Percetakan Islam Trengganu.

Zubaidi, Ahmad. 2016. Uji Kelayakan Bukit Wonocolo Bojonegoro Sebagai Tempat Rukyat. (Skripsi-tidak diterbitkan). Semarang: IAIN Walisongo.




DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v6i2.5244

Refbacks

  • There are currently no refbacks.