Perspektif Filasafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis Terhadap Sunnah

Nurul Hakim

Abstract


Sumber hukum Islam yang paling utama adalah Alquran dan Sunnah. Kedua sumber tersebut tidak perlu lagi diragukan sebagai sumber hukum dalam Islam. Alquran dan Sunnah menjadi sumber hukum yang saling berkaitan satu sama lain. Fungsi sunnah sebagai bayan tasyri, bayan tafsir dan bayan taqrir mengindikasikan bahwa antara Alquran dan Sunnah memiliki korelasi yang sangat erat. Tidak demikian halnya dengan para orientalis yang meragukan otentisitas sunnah sebagai sumber hukum utama dalam Islam. Para orientalis berpendapat bahwa pembukuan hadis yang dilakukan jauh setelah Nabi Muhammad saw wafat, menjadi hal yang sangat dipertanyakan keaslian hadis tersebut. Para orientalis tersebut beranggapan bahwa sunnah tidak lain hanya merupakan tradisi Arab praIslam sehingga tidak mungkin menjadikannya sebagai sumber hukum Islam.Sumber hukum Islam yang paling utama adalah Alquran dan Sunnah. Kedua sumber tersebut tidak perlu lagi diragukan sebagai sumber hukum dalam Islam. Alquran dan Sunnah menjadi sumber hukum yang saling berkaitan satu sama lain. Fungsi sunnah sebagai bayan tasyri, bayan tafsir dan bayan taqrir mengindikasikan bahwa antara Alquran dan Sunnah memiliki korelasi yang sangat erat. Tidak demikian halnya dengan para orientalis yang meragukan otentisitas sunnah sebagai sumber hukum utama dalam Islam. Para orientalis berpendapat bahwa pembukuan hadis yang dilakukan jauh setelah Nabi Muhammad saw wafat, menjadi hal yang sangat dipertanyakan keaslian hadis tersebut. Para orientalis tersebut beranggapan bahwa sunnah tidak lain hanya merupakan tradisi Arab praIslam sehingga tidak mungkin menjadikannya sebagai sumber hukum Islam.

Keywords


filsafat hukum, orientalis, sunnah.

Full Text:

PDF

References


Abdul Wahhab Khallaf, 1996, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. ke-6).

Abu Azam Al Hadi, Otoritas Al Sunnah Sebagai Sumber Ajaran Islam, dalam Akademika, Volume 8, Nomor 1, Juni 2014.

Abu Daud, t.th., Sunnah Abi Daud, ditahqiq oleh Muhammad Muhyi Al-Diin Abd. Al- Hamid, (Beirut: Dar al Fikr, Juz IV).

Ahmad Hasan, 1994, The Early Development of Islamic Yurisprudence, Penerjemah Agah Garnadi (Bandung:Penerbit Pustaka, Cet. ke-1).

Alamsyah, Otoritas Sunnah Nabi sebagai Sumber Hukum Islam di Dunia Modern, dalam Sosio-Religia, Volume 9, Nomor 3, Mei 2010.

Dede Rosyada, 1999,Hukum Islam Dan Pranata Sosial Dirasah Islamiyah III (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. ke-5).

Djazuli, A., 2012, Ilmu Fiqh Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam(Jakarta: Kencana, Cet. ke-8).

Fazlur Rahman, 1987, Islam: An Overview, dalam The Encyclopedia of Religion, (ed.) Mircea Eliade, Vol. 7 (New York: Mac Millan Publiching Co.).

_______, 1995, Membuka Pintu Ijtihad, penterjemah. Anas Mahyudin (Bandung: Pustaka).

_______, 1996, Islamic Methodology in History (Karachi: Central Institute of Islamic Research).

Ghufron A. Masadi, 1997, Ghufron, Pemikiran Fazlur Rahman tentang Metodologi Pembaruan Hukum Islam(Jakata: PT RajaGrafindo Persada).

Hairillah, Kedudukan As-Sunnah Dan Tantangannya Dalam Hal Aktualisasi Hukum Islam, dalam Mazahib Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Volume XIV, Nomor 2, Desember 2015.

Hamdani Khairul Fikri, Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur`An, dalam Tasmuh, Volume 12, Nomor 2, Juni 2015.

Hasbi Ash Shiddiqie, T.M., 1991, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits (Jakarta: Bulan Bintang).

Joseph Schacht, 1979,The Origins of Muhammadan Jurisprudence (London: Oxford University Press).

Mamun Mumin, Hadis Dan Sunah Dalam Perspektif Fazlur Rahman, dalam Riwayah, Volume 1, Nomor 2, September 2015.

Mahmud Abu Rayyah, t.th., Adhw? al? al-Sunnah al-Muhammadiyyah aw Dif ? an al-Had?th ( Mesir: D?r al-Ma?rif, Cet. ke-6).

Maimun, Ontologi Sunnah Dan Hadis: Implikasinya Terhadap Perkembangan Pemikiran Hukum Islam, dalam ASAS, Volume 7, Nomor 1, Januari 2015.

Majdu al Din Muhammad Ibnu Yaqub Al Fairuzzabadi, 1983, Al Qamus al Muhith (Beirut: Dar al-Fikr).

Moh. Turmudi, Al Sunnah: Telaah Segi Kedudukan Dan Fungsinya Sebagai Sumber Hukum, dalam Tribakti Jurnal Pemikiran Keislaman, Volume 27 Nomor 1 Januari 2016, Kediri: IAT.

Mohammed Hashim Kamali, 1991, Principles of Islamic Jurispredence (Cambridge: The Islamic Texts Society, 1991), Edisi Revisi.

Muhammad Ajaj al-Khatib, 1409 H/1989 M, Ushul al-Hadis Ulumuhu wa Mushthalahuhu (Damaskus: Dar al-Fikr li al-Thiba?ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi).

Muhammad Abu Zahrah, 2012, Ushul Fiqih(Jakarta: Pustaka Firdaus).

Muhammad Aqnin Imam, Problematika Sunnah Tasyriiyah Dan Gairu Tasyriiyah, dalam Addin, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2013.

Muhammad Dhiya al-Rahman al-Azhami, 1999, Mujam Mushthalah?t al-Had?ts wa Lath?if al-As?n?d(Riyadh: Maktabah Adhwa al-Salaf).

Muhammad Fuad Abdul Baqi, 1992, al Mujam al Mufahras li al-Faz al Quran (Libanon: Daar al Fikr).

Muhammad ibn Ali ibn Muhammad al-Syawkani, 1994, Irsy?d al-Fuh?l il? Tahq?q al-Haqq min Ilm al-Ush?l(Beirut: D?r al-Kutub al-Ilmiyyah).

Muhammad ibn Mukarram ibn Ali ibn Muhammad ibn Abu al-Qasim ibn Habqah ibn Manzhur, t.th., Lis?n al-Arab, pentahq?q Abd Allah Ali al-Kabir et.al. (Kairo: Dar al-Maarif), vol.3, no. 22.

Muhammad Idrus Ramli, 2010,Membedah Bidah dan Tradisi dalam Perspektif Ahli Hadis dan Ulama Salafi(Surabaya: Khalista).

Muhammad Ismail Ibahim, t.th., Mujam al Alfaz wa al Alam al Quraniyyah (Kairo: Dar al Fikr).

Muhammad Mustafa Azami, 2004, Menguji Keaslian Hadis-Hadis Hukum Sanggahan atas The Origins of Muhammad Jurisprudence Joseph Schacht, penterjemah Asrofi Shodri (Jakarta: Pustaka Firdaus).

Muhammad Shahrur, 2001, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Al-Quran, perterj.Sahiron Syamsuddin (Yogyakarta: Elsaq).

Musahadi HAM, 2000, Evolusi Konsep Sunnah(Semarang: CV.Aneka Ilmu).

Musthafa Al Sibai, 1994, al-Sunnah wa Makanatuha fi al Tashri al Islami (Kairo: Dar al Qawmiyyat li al Thabaah wa al Nashr).

Nawir Yuslem, 2001, Ulumul Hadis (Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya, 2001). Nasrulloh, Rekonstruksi Definisi Sunnah Sebagai Pijakan Kontekstualitas Pemahaman Hadits dalam Ulul Albab, Volume 15, Nomor 1, Tahun 2014.

Nur Kholis Hauqola, Otentisitas Sunnah Dan Kedudukannya Dalam Legislasi Hukum Islam, dalam al-ahkamJurnal Pemikiran Hukum Islam, Volume 24, Nomor 1, April 2014.

Nurcholis Madjid, 2006, Pergeseran Pengertian Sunnah ke Hadits Implikasinya Dalam Pengembangan Syariah, (Jakarta: Paramadina).

Sadi Abu Habib, 1408 H/1988 M) Al-Qamus al-Fiqhy Lughatan wa Ishthilahan, Cet. Ke 8 (Damaskus:Dar al-Fikr, Cet. ke-8).

Sahid HM, Sejarah Evolusi Sunnah: Studi Pemikiran Fazlur Rahman, dalam Al-Tahrir, Volume 11, Nomor 1 Mei 2011.

Subhi Shalih, 1989,Ulum al Hadits wa Musthalahuh (Beirut: Dar al Ilmi li al Malayin).

Sulaiman Abdullah, 2007, Sumber Hukum Islam Permasalahan & Fleksibilitasnya (Jakarta: Sinar Grafika, Cet. ke-3).

Suparman Usman, 2001, Hukum Islam Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama).

Syams al-Din Mahmud Abd al-Rahman al-Ashfahani, 1999,Syarh al-Minh?j li al-Baydh?w? f? Ilm al-Ush?l, pentahqiq Abd al-Karim ibn Ali ibn Muhammad al-Namlah (Riyadh: Maktabah al-Rusyd, Cet.1), Vol. 2.

Syed Mahmudunnaser, 1981, Islam Its Concept and Historiy (New Delhi: Nusrat Ali Nasri).

Syuhudi Ismail, M., 1988, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang).

Tarmizi M. Jakfar, 2011, Otoritas Sunnah Non-Tasyriiyyah menurut Yusuf al-Qaradhawi(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media).

Taufik Adnan Amal, 1996, Islam dan Tantangan Modernitas: Studi atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman (Bandung: Penerbit Mizan).

Umma Farida, Diskursus Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Perspektif Ushuliyyin dan Muhadditsin, dalam Yudisia Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Volume 6, Nomor 1, Juni 2015.

Yusuf al-Qardhawi, 1998, as-Sunnah an-Nabawiyyah Masdaran li al-Marifah wa al-Hadarah, (Kairo: Dar asy-Syuruq).




DOI: https://doi.org/10.30596/edutech.v5i1.2761

Refbacks

  • There are currently no refbacks.