KESIAPAN UMKM KABUPATEN DELI SERDANG DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Julita Julita, S.E., M.Si

Abstract


Salah satu pilar utama MEA adalah aliran bebas barang, yaitu pada 2015 perdagangan barang di kawasan Asean dilakukan secara bebas tanpa mengalami hambatan, baik tarif maupun nontarif. MEA menerapkan skema Common Effective Preferential Tariff (CEPT) yang sebelumnya sudah diterapkan saat Asean Free Trade Area (AFTA), yaitu penurunan tarif dilakukan secara bertahap untuk jenis barang tertentu yang dilakukan dalam rentang waktu yang telah disepakati bersama. Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Deli Serdang dengan alasan bahwa Kabupaten Deli Serdang merupakan wilayah di Sumatera Utara yang memiliki daerah yang luas, selain itu terdapat permasalahan yang sering menghambat pengembangan UMKM di Kabupaten Deli Serdang adalah lemahnya faktor institusional dan individual, yang mencakup: kemampuan menemukan peluang usaha, budaya kewirausahaan, kepemimpinan kewirausahaan, ketersediaan pasar, tingkat pendidikan, ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi, dan kemampuan berinovasi. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam meningkatkan pertumbuhan UMKM dengan menggunakan strategi bersaing, terutama dalam menghadapi MEA. Banyak strategi dalam menciptakan keunggulan bersaing dan salah satunya strategi generik Porter. Strategi ini memberikan keberhasilan di perusahaan sehingga peneliti ingin mengadopsi strategi generik Porter bagi UMKM khususnya di Kabupaten Deli Serdang.


Keywords


Keunggulan Bersaing, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), UMKM

Full Text:

PDF

References


Adi, M, Kwartono, 2007, Analisis Usaha Kecil dan Menengah, Andi, Yogyakarta

Aaker, D.A. (1995). Strategic Market Management, John Willey & Sons, Inc.

Alan Hankinson : The key factors in the profiles of small firm owner managers that influence business

performance. The South Coast Small FirmsSurvey, 1997-2000. Industrial and Commercial Training,

Vol 32 No 3-

Allison, Kaye, (2005). Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Barker III, V. I. and I. M. Duhane (1997). Strategic Change in the Turnarround Procces: Theory and Empirical

Evidence. Strategic ManagementJournal 18: pp. 13-138.

Bharadwaj, S.G.P.R. Varadarajan, et al. (1993). Sustainable Competitve Advatange in Service Industries: A

Conceptual Model and Research Propositions. Journal of Marketing 57 (October) : pp. 83 100.

Grant, R. M. (1991). The Resource-Based Theory of Competitive Advantage: Implications for Strategy

Formulation. California management Review33(3): pp.114-135.

Greenley, Hooley, Broderick & Rudd ,(2004). Strategic Planning Differences Among Different Multiple

Stakeholder Orientation Profiles Journal ofStrategic Marketing, September,pp:163-182 Kusmuljono,B.S, 2009,Public Private Partnership Policy: system approach to microfinancing case on Indonesia,

Bogor , IPB Press, 2009.

Mintzberg, H.(1994). The Fall and Rise of Strategic Planning. Harvard Business Review. January-February

:pp.107-114. Prentice HallInternational

Pearce,J.A, Freeman,E.B, Robinson,R.B. (1987). The Tenous Link Between Formal Strategic Planning and

Financial Performance Academy ofManagement review Vol 12: pp.658-675

Phillips,P.A. (2000). The Strategic Planning/Finance Interface: Does Sophistication Really Matter?

Management Decison Vol 38/8: pp.541- 549

Porter, M.E. 1980. Competitive Strategy - Techniques forAnalysing Industries and Competitors. New York:NY:

The Free Press.

Porter, M.E. 1985. Competitive Advantage: Creating andSustaining Superior Performance, The Free Press Riyadi, I.B.(2001).Perijinan dan Sertifikat Industri Kecil dan Menengah. Juni 2001,Yogyakarta Shrader,C.B, Mulford,C.L, Blackburn,V.L (1989). Strategic and Operational Planning Uncertainty


Refbacks

  • There are currently no refbacks.