Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan Menulis Cerita di Prodi Sastra Indonesia FKIP Universitas Jambi

Irma Suryani, Julisah Izar

Abstract


Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan
keterampilan menulis cerita mahasiswa sastra Indonesia FKIP
Universitas Jambi melalui model pembelajaran berbasis proyek
(PjBL).Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas dengan pelaksanaan dua siklus.Setiap siklus
dilaksanakan dua kali pertemuan dengan menulis cerita yang
berbeda-beda.Setiap siklus dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi, evaluasi dan refleksi.Mahasiswa yang terlibat adalah yang
mengontrak perkuliahan Menulis Cerita dan Drama sebanyak 24
orang pada semester ganjil 2021.Data diolah dengan rumus
presentase dan disesuaikan dengan kriteria penilaian. Pada siklus
satu mahasiswa yang aktif 58% dan siklus dua sudah mencapai 100%.
Untuk penilaian sikap, siklus satu rata-rata 68 tergolong cukup dan
siklus dua nilai rata-rata sikap 80 tergolong sangat baik. Terkait
keterampilan menulis cerita, pada siklus satu 69.40 tergolong cukup
terampil dan siklus dua79.79 tergolong mampu atau terampil.
Dengan demikian dapat disimpulkan Model pembelajaran berbasis
proyek, dengan pengelompokan mahasiswa secara heterogen,
penganalisisan cerita penulis yang sudah diakui, serta pemberian
hadiah dapat meningkatkan aktivitas, sikap, dan keterampilan
menulis cerita mahasiswa sastra Indonesia FKIP Unja.
Kata kunci: aktivitas, menulis cerita, model PjBL


Full Text:

PDF

References


Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan

keterampilan menulis cerita mahasiswa sastra Indonesia FKIP

Universitas Jambi melalui model pembelajaran berbasis proyek

(PjBL).Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian

Tindakan Kelas dengan pelaksanaan dua siklus.Setiap siklus

dilaksanakan dua kali pertemuan dengan menulis cerita yang

berbeda-beda.Setiap siklus dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

observasi, evaluasi dan refleksi.Mahasiswa yang terlibat adalah yang

mengontrak perkuliahan Menulis Cerita dan Drama sebanyak 24

orang pada semester ganjil 2021.Data diolah dengan rumus

presentase dan disesuaikan dengan kriteria penilaian. Pada siklus

satu mahasiswa yang aktif 58% dan siklus dua sudah mencapai 100%.

Untuk penilaian sikap, siklus satu rata-rata 68 tergolong cukup dan

siklus dua nilai rata-rata sikap 80 tergolong sangat baik. Terkait

keterampilan menulis cerita, pada siklus satu 69.40 tergolong cukup

terampil dan siklus dua79.79 tergolong mampu atau terampil.

Dengan demikian dapat disimpulkan Model pembelajaran berbasis

proyek, dengan pengelompokan mahasiswa secara heterogen,

penganalisisan cerita penulis yang sudah diakui, serta pemberian

hadiah dapat meningkatkan aktivitas, sikap, dan keterampilan

menulis cerita mahasiswa sastra Indonesia FKIP Unja.

Kata kunci: aktivitas, menulis cerita, model PjBL

Abstract

The purpose of this study was to improve the activity and story

writing skills of Indonesian literature students FKIP Jambi

University through a project-based learning model (PjBL). The

research method used was Classroom Action Research with the

implementation of two cycles. Each cycle was carried out in two

meetings by writing different stories. -different. Each cycle starts

from planning, implementation, observation, evaluation and

reflection. The students involved are those who contracted the72

Story Writing and Drama lecture as many as 24 people in the odd

semester of 2021. The data is processed with a percentage formula

and adjusted to the assessment criteria. In cycle one, students

were 58% active and cycle two had reached 100%. For attitude

assessment, cycle one averaged 68 quite well and cycle two had an

average attitude score of 80 classified as very good. Regarding

story writing skills, in cycle one 69.40 is quite skilled and cycle two

is quite skilled

79 classified as capable or skilled. Thus, it can be concluded

"Project-based learning model, with heterogeneous grouping of

students, analysis of author's stories that have been recognized, as

well as giving prizes can improve activities, attitudes, and story

writing skills of Indonesian literature students FKIP Unja".

Keywords: activity, story writing, PjBL model

2022UniversitasMuhammadiyahSumateraUtara

?Alamat korespondensi:

Kampus UMSU Jalan Kapten Muchtar Basri No 3,

Medan-Sumatera Utara, 20238

e-mail: jurnalbahterasia@umsu.ac.id.

e-ISSN 2721-433873

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan pendidikan tinggi di dalam UU No 12 tahun 2012 pasai 4 yaitu

mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing,

dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma. Tujuan ini dapat diwujudkan salah satunya

melalui menulis sastra. Menulis sastra memerlukan inovasi dalam satu aspek atau beberapa

aspek. Selain itu, mahasiswa harus respon terhadap kehidupan sosial yang ada di

lingkungannya.Selanjutnya mahasiswa harus terampil dalam mengolah ide sehingga

memperlihatkan adanya kreativitas. Mahasiswa juga diharapkan secara kooperatif atau

bersama-sama menggali ide, menganalisis masalah atau konflik, sehingga memiliki

kemampuan untuk bersaing secara positif dalam menghasilkan karya sastra.

Menulis sastra bertujuan untuk menyampaikan gagasan, nilai-nilai atau pesan-pesan

kepada penikmat sastra. Salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam menulis sastra adalah

kreativitas. Kreativitas dalam sastra, bisa saja dalam bentuk memunculkan sesuatu yang baru,

memunculkan kekhasan dalam suatu hal, memodifikasi, sehingga adanya kebaruan ide, atau

penyajian, tema, alur, penokohan, latar, dan sebagainya. Hal ini diharapkan agar pembaca

tidak bosan menikmati karya sastra yang salah satunya dapat meningkatkan harkat martabat

manusia.

Salah satu jenis menulis sastra adalah menulis cerita lebih khususnya cerita

fiksi.Menulis cerita merupakan bagian dari mata kuliah menulis cerita dan naskah drama. Ada

beberapa tujuan yang hendak dicapai, antara lain tujuan umum yang akan dicapai dalam mata

kuliah ini terkait soft skill, diantaranya mahasiswa mampu menguasai berbagai teori terkait

menulis cerita, menguasai informasi teknologi, mampu berkomunikasi, memecahkan

masalah, dan bekerja sama. Terkait Hard Skills pembelajaran menulis cerita bertujuan agar

mahasiswa mampu menghubungkan pengetahuan yang sudah dimikinya dengan

keterampilan menulis cerita, serta memberikan kontribusi pemikirannya kepada kelompok

atau pihak lain yang membutuhkan. Untuk Competitiveness mahasiswa mampu

merencanakan, mengatur, dan menyelesaikan tugas atau proyek dengan berbagai sikap positif,

serta bersama-sama menerapkan soft skill dan hard skill dalam melaksanakan tugas.

Cerita fiksi dapat digolongkan pada dongeng, cerita pendek, novel, dan roman.

Keempat jenis cerita ini bertujuan menghibur, menyampaikan nilai-nilai atau pesan-pesan

pada pembaca agar pembaca lebih memiliki kepribadian, dan prilaku yang baik dalam

hubungan dengan Tuhan sebagai pencipta, hubungan sesame manusia dan mahluk hidup

lainnya, dengan dirinya sendiri, ataupun dengan alam.

Berdasarkan pengalaman, mahasiswa sastra belum berhasil menulis cerita dengan

baik.Hal ini dapat dilihat dari ide yang disampaikan masih memperlihatkan hal-hal umum

dan belum orisinal. Selain itu cara penyampaiannya masih kurang menarik. Sedikit sekali

menggunakan bahasa yang segar atau gaya yang memikat. Belum memperlihatkan adanya74

konflik serta belum munculnya ketegangan pembaca.Selain itu mahasiswa masih banyak yang

belum memunculkan penokohan yang memberikan dampak positif pada pembaca.

Hal di atas sejalan dengan hasil analisis angket, yang diisi oleh 24 orang mahasiswa

yang mengontrak mata kuliah menulis cerita dan drama kelas A pada semester ganjil

/2021. Rata-rata mahasiswa menyatakan kesulitan dalam menentukan ide, menentukan

alur, menentukan tokoh dan penokohan serta penggunaan gaya bahasa.

Sejalan dengan masalah-masalah di atas, Sitanggang (2018) berpendapat bahwa sastra

yang paling digemari di Indonesia adalah syair, pantun, puisi, kemudian baru cerpen yang

merupakan bagian dari menulis cerita. Artinya menulis cerpen termasuk penuangan ide yang

tergolong sulit dibanding beberapa karya sastra lainnya. Kemampuan menulis cerpen

membutuhkan perhatian, latihan rutinitas, serta kreatifitas dalam menggali kebaruankebaruan melalui unsur-unsur instrinsik cerpen. Unsur-unsur instrinsik dapat saja berupa

tema, amanat, alur, latar, penokohan, pusat pengisahan, dan gaya bahasa.

Permasalahan yang ditemukan di lapangan, seperti uraian di atas tidak semata-mata

karena kemampuan mahasiswa yang rendah, tetapi karena model pembelajaran yang dipilih

dosen kurang tepat untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa

khususnya menulis cerita. Walaupun dosen tidak semata-mata menerapkan metode ceramah,

namun demikian pembelajaran umumnya berpusat pada dosen bukan pada mahasiswa.Hal

ini juga terlihat rata-rata mahasiswa masih pasif.

Menulis cerita termasuk pembelajaran yang mempunyai kesulitan tinggi. Oleh karena

itu menulis memerlukan kesiapan khusus agar hasilnya maksimal.Hasil tidak hanya sebatas

nilai.Kesiapan tentunya juga ditentukan oleh model pembelajaran.Untuk itu penulis

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.Jadi hasil belajar tidak hanya sikap dan

pengetahuan, melainkan keterampilan yang dapat menghasilkan produk dalam bentuk

proyek.

Permasalahan di atas dapat diperbaiki salah satunya melalui Penelitian Tindakan

Kelas, karena yang akan diperbaiki adalah proses pembelajaran dan keterampilan menulis

cerita tersebut. Penulis memilih PTK karena bagian-bagian dari permasalahan diharapkan

terselesaikan pada waktu yang tepat. PTK bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas

isi, proses, hasil pembelajaran, kolaborasi dosen dalam rangka mencari solusi dari

permasalahan pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran

berbasis proyek. Model ini secara langsung melibatkan mahasiswa dalam proses pembelajaran

untuk mengerjakan suatu projek. Model ini mempunyai beberapa keunggulan.Model

pembelajaran berbasis proyek ini juga merupakan model pembelajaran yang berpusat pada

prinsip dan konsep disiplin dengan bekerja mandiri membangun pembelajaran, dan pada

akhirnyadapat menghasilkan karya nyata pada proses pembelajaran (Komalasari, 2011). Hal75

ini dikuatkan oleh pendapat Abidin (2014) bahwa model pembelajaran berbasis projek ini

sangat baik untuk mengembangkan keterampilan dasar, keterampilan berpikir, membuat

keputusan, berkreativitas, memecahkan masalah, percaya diri, dan mengatur waktu.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berkut:

Bagaimana menerapkan model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan aktivitas

dan keterampilan menulis cerita di Prodi Sastra Indonesia FKIP Unja? Lebih khusus yang akan

dilihat adalah 1. Perbaikan langkah-langkah pembelajaran, 2.Peningkatan aktivitas

mahasiswa, dan 3.Peningkatan keterampilan menulis cerita.

Hasil penelitian ini bermanfaat memberi kontribusi dalam bentuk sintak pembelajaran

menulis cerita. Selain itu bermanfaat bagi dosen sebagai pengalaman dalam menerapakan

model pembelajaran berbasis projek.Selanjutnya bagi mahasiswa dapat meningkat

pengetahuan, sikap, dan keterampilan karena mampu menghasilkan produk.76

Kajian Teori

a.Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Hakikat Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penelitian untuk menyelesaikan suatu proyek

pembelajaran tertentu. Keunggulan dari model pembelajaran berbasis proyek ini ialah

dapat mengembangkan keterampilan dasar mahasiswa, seperti keterampilan berfikir,

membuat keputusan, serta dapat meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa

(Abidin,2014: 172)

Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Gambar 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Implementasi Model, Prinsip Reaksi, Sistem Lingkungan, dan

Dampak Model Pembelajaran Berbasis Proyek

a) Implementasi Model

Penerapan model pembelajaran berbasis proyek membutuhkan waktu 140-200 menit,

-4 kali pertemuan. Dalam penerapannya dosen dan mahasiswa dituntut untuk

memiliki kemampuan kreatifitas yang tinggi, terbuka untuk menerima pendapat orang

lain, serta mahasiswa mampu bekerja secara berkelompok untuk menyelesaikan

proyeknya dalam menulis cerita

b) Prinsip Reaksi

Reaksi yang ditimbulkan dalam penerapan model pembelajaran berbasis proyek ini

ialah 1) dosen menciptakan suasana yang kooperatif bukan yang kompetitif, 2) dosen

mampu meningkatkan kesadadaran mahasiswa, dan 3) dosen menemukan keunikan

dari mahasiswa, dan menilai secara transparan.

c) Sistem Lingkungan

Lingkungan belajar yang diharapkan adalah ketersediaan bahan ajar dan media

pembelajaran yang relevan, dan situasi pembelajaran yang mendukung.Pembagian

kelas dan kelompok harus dipertimbangkan, sehingga dapat mendorong mahasiswa

untuk bekerja secara kooperatif.

d) Dampak yang Diharapkan

Dampak yang diharapkan ialah meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

menguasai materi pembelajaran, mahasiswa mampu berpikir kritis, kreatif, dan

inovatif dalam menulis cerita.

Fase 5:

Mengukur,

menilai, dan

memperbaiki

Pascaproyek

Fase 6:

Finalisasi dan

Publikasi

Produk

Fase 3:

Melaksanak

an penelitian

Fase 4:

Menyusun

Draf/Prototi

pe Produk77

PERENCANAA

N

REFLEKS

I

OBSERVA

SI

HASI

L

TINDAK

A

PERENCANAA

N

REVISI/

PERBAIKA

N

REFLEKSI

OBSERVASI

TINDAKAN

b. Cerita

Menulis cerita sastra atau fiksi adalah ungkapan secara imajinasi

untuk menyampaikan kisah nyata ataupun tidak atau perpaduan

keduanya.Cerita fiksi ini biasanya

berikan tentang kisah kehidupan yang dikaitkan dengan hubungan manusia dengan Tuhan,

dengan sesame manusia, dengan dirinya sendiri dan alam.

Suminto 1988 (Jabrohim dkk, 2001:105) menyatakan bahwa cerita fiksi terdiri atas

tema, fakta cerita, dan sasarana cerita.Fakta cerita meliputi tokoh, alur, dan latar.Tema adalah

sebuah pokok pikiran atau ide dasar sebuah cerita yang dipersoalkan, dipermasalahkan, untuk

diselesaikan atau dicarikan jalan keluarnya oleh penulis (Suryani, 2019: 48). Sarana cerita

terkait dengan hal-hal yang digunakan pengarang dalam memilih dan menata detil-detil

sehingga tercipta pola yang bermakna seperti judul, sudut pandang, gaya dan nada, serta

lainnya.

Dongeng

Dongeng merupakan cerita rakyat yang sangat bervariasi yang berasal dari berbagai

kelompok etnis, masyarakat, serta berbagai daerah dan wilayah yang tersebar di berbagai

belahan dunia.

Cerpen

Cerita pendek adalah sebuah kisah yang berisi cerita khayalan atau imajinasi yang

halamannya sedikit.Kecenderungan dalam membaca cerpen membutuhkan waktu yang

singkat dibanding dengan membaca novel.Tokoh-tokohnya sedikit dibading tokoh-tokoh

novel. Selain itu jalan cerita

III. Metode Penelitian

c. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas adalah tindakan untuk memecahkan persoalan di

dalam kelas dengan mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan

substantif untuk memperbaiki proses dan hasil belajar (Wiriaatmadja, 2008: 11).

PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap:

MERENCANAKAN --- MELAKUKAN TINDAKAN --- MENGAMATI MEREFLEKSI.

Bila masih ditemukan adanya kekurangan atau kelemaham pembelajaran, maka akan

dilanjutkan pada daur berikutnya.

ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

REVISI/

PERB AIKAN78

Kriteria Penilaian Menulis Cerita

Aspek yang Dinilai Sko

r

Keterangan Nilai

A. Orisinalitas dan

Penyampaian yang

Ekspresif

Kebaruan ide

Penyampaian yang

ekspresif

-4 Setiap

poi

n bernilai 1 atau

B. Judul

Menggambarkan inti cerita

Merangsang gairah

pembaca

Memberitahukan sesuatu

Terkait dengan tema

-8 Setiap

poi

n bernilai 1 atau

C. Kaidah Penulisan

Tema sangat cocok dengan

keadaan masa kini

Amanat dan pesan

memberikan kontribusi

pada pembaca

disampaikan secara

langsung atau tidak

langsung

Alur disajikan dengan jelas

apakah maju atau mundur

Tokoh lengkap yaitu

antagonis,

protagonis

t,

pendikung dan

menggambarkan

penokohan

Konflik jelas

dan

disampaikan

dengan

langsung atau tidak

langsung

Memperlihatkan adanya

latar waktu, tempat, dan

suasana

Pengarang diketahui

sebagai tokoh utama,

pencerita, tokoh samping,

atau tokoh

-16 Setiap

poi

n bernilai 1 atau

yang serba tahu

Menggunakan bahasa yang

segar dan gaya bahasa

yang membuat cerita asyik

dibaca

Hasil dan Pembahasan

a. Hasil Kegiatan

Data awal sebelum diterapkan model PjBL

Sebelum menerapkan model pembelajaran berbasis proyek, peneliti meminta

mahasiswa menulis sebuah cerita sastra.Kegiatan itu dilaksanakan pada minggu kedua, Jumat

September 2021, dan hasil kerja dikirim pada penulis.Pada minggu kedua ini belum

dilakukan analisis cerita secara berkelompok.Hasil dari menulis sastra tersebut dinilai

berdasarkan kriteria yang sudah dibuat.Mahasiswa yang hadir 21 orang. Proses belajar

mengajar belum memperlihatkan mahasiswa aktif secara keseluruhan, dan belum adanya

analisis secara berkelompok. Setelah diolah hasil kerja mahasiswa, ditemukan hasil nilai ratarata menulis cerita mahasiswa baru mencapai 58. Nilai rata-rata ini masih jauh dari target

nilai 70 yang sudah berkategori baik.

Data Pelaksanaan siklus 1

Tabel 4.1 Data Observasi Perbaikan Proses dan Hasil Pembelajaran siklus 1

pertemuan pertama dan kedua

Fase/aktifi

tas

pembelajar

an

Dosen 1 dan 2 Keterangan

Dosen merancang

pertanyaan dasar,

menyiapkan perangkat

pembelajaran

Dosen 1 dan 2

mempertanyakan

ap

a kesulitan yang dihadapi

mahasiswa sewaktu

menulis legenda, dosen

sudah menyiapkan

perangkat

orang dari 24

mahasiswa (71%) sudah

mampu mengemukakan

kesulitannya

dala

m menulis legenda.80

Dosen menganalisis

masalah

terkai

t perencanaan, proses,

maupun evaluasi

Dosen 1 dan 2 mengamati

mahasiswa

merencanakan dan

menyelesaikan proyeknya

Mahasiswa

dapat

menyelesaikan

proyeknya yaitu

menganalisi

s kekurang dan

kelebihan cerita rakyat

yang ditulis ahlinya.

Namun demikian

hasilnya masil tergolong

kurang, karena

dikerjakan belum terlalu

serius. Terkait

aktivitas

mahasiswa, 14 orang

dari

mahasiswa sudah

aktif secara maksimal

(58%)81

Dosen

mengama

ti kegiatan atau

penelitian awal

mahasiswa dalam

menyusun proyek yang

akan dihasilkan

Dosen 1 dan 2

mengamati

Mahasiswa bekerja

belum maksimal (42%)

Dosen memonitoring

kemajuan dari proyek

awal

mahasisw

a,

dimana mahasiswa

mengukur,

da

n memperbaiki produk

(Monitor the Students

and the Progress of

the

Project)

Monitoring dilaksana

oleh dosen 1 dan

Mahasiswa

memperbaiki proyeknya

atas saran-saran dosen.

Mahasiswa yang

beraktivitas

suda

h mencapai 63%

Dosen

membimbing

mahasiswa

dalam

merefisi produk

yang mereka

hasilkan.Selanjutnya

dosen

melakukan

penilaian proses

dan hasil

(Assess

the Outcome)

dan

Dosen 1 dan 2

membimbing mahasiswa

merevis

i

proyeknya. Selanjutnya

dosen melakukan

penilaian proses

Mahasiswa melakukan

revisi walaupun belum

bekerja secara maksimal.

Mahasiswa

yan

g beraktivitas 63%.

Dosen

membimbing

mahasiswa

mempublikasikan

produk yang

mereka buat

Dosen

membimbi

ng mahasiswa

untuk

mempublikasikan

produknya

Mahasiswa belum

berani mempublikasikan

produknya. Yang

sudah berani

atau aktif 5 dari 24

mahasiswa. Jadi 21 %

yang aktif dan 79%

belum aktif

mempublikasik

an

produknya.

Dosen menagih proyek

mandiri dan

kelompok, selanjutnya

memberikan

masuka

n, penguatan,

serta

Dosen menerima

proyek

Dosen

memberika

n motivasi, penguatan,

dan penghargaan82

melakukan penilaian

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat aktivitas mahasiswa dalam menyampaikan

permasalahan yang dihadapi dalam menulis legenda tergolong baik.Hal ini dapat dilihat, 17

orang dari 24 mahasiswa (71%) mampu menyampaikan permasalahan dalam menulis

legenda.Selanjutnya Terkait aktivitas mahasiswa, 14 orang dari 24 mahasiswa sudah aktif

secara maksimal (58%) dalam menganalisis proyek.Untuk perbaikan proyek mahasiswa yang

aktif sudah mencapai 63%.Selanjutnya mahasiswa yang akatif memproduksi proyek baru

mencapai 21%.

Tabel 4.2

Penilaian Sikap Siklus I

N o

Nama

Mahasisw

a

Sikap yang dimiliki

Mahasiswa

-4 (8-32)

Nilai Kemanusiaa

n

Etika

Akademi

k

Kerj

a

sam

a

Disipli

n

Tanggungjaw

ab

Semanga

t

kejuanga

n

Komitm

e

Hw 3 2 3 3 3 2 2

EAS 3 2 3 3 3 2 2

RRM 3 3 3 2 3 3 3

Na 3 3 3 2 3 3 3

ZAA 3 2 3 3 3 2 2

Kv 2 2 2 2 2 2 2

RR 3 2 3 3 3 2 2

RA 3 2 3 3 3 2 3

ELM 3 2 3 3 3 2 3

TSR 3 2 3 3 3 2 3

RS 3 3 3 2 3 3 3

MR 3 3 3 2 3 3 3

AR 3 2 3 3 3 2 2

MN 3 2 3 3 3 2 2

TS 3 2 3 3 3 2 3

DM 3 2 3 3 3 3 2

DAP 3 2 3 3 3 2 3

FP 3 3 2 3 3 2 3

AH 3 2 3 3 3 2 3

IR 3 3 3 2 3 3 3

Ld 3 2 3 3 3 2 3

DR 3 3 3 2 3 3 3

HE 3 2 3 3 3 2 3

AH 3 2 3 3 3 2 3

Jumlah 71 55 70 65 71 55 6483

Pada siklus I untuk penilaian rata-rata sikap: kemanusiaan 71, etika akademik 55, kerja sama

, disiplin 65, tanggung jawab 71, semangat juang 55, komitmen 64, dan sikap menghargai

Secara utuh penilaian sikap 1633: 24 = 68 (Cukup)

Tabel 4.3 Data Kemampuan Mahasiswa Menulis Cerita pada

Siklus 2 Pertemuan Pertama dan Kedua

No

Nama Rata-rata Ketuntasa

n

Keteranga

n

T1 T2

Rata-rata Ya Tida k Tingkatka n Perbai ki

Hw 60 66 63 - ? ? ?

EAS 68 70 69 - ? ? ?

RRM 70 75 72,5 ? - - -

Na 70 76 73 ? - - -84

ZAA 70 70 70 ? - - -

Kv 5

55 - ? ? ?

RR 6

65 - ? - ?

RA 70 72 71 ? - - -

ELM 6

70 ? - - -

TSR 70 70 70 ? - - -

RS 74 72 73 ? - - -

MR 74 76 75 ? - - -

AR 6

70 ? - - -

MN 6

68 - ? ? ?

TS 72 68 70 ? - - -

DM 70 70 70 ? - - -

DAP 6

70 ? - - -

FP 6

68 - ? ? ?

AH 70 70 70 ? - - -

IR 6

71 ? - - -

Ld 6

69 - ? ? ?

DR 70 70 70 ? - - -

HE 70 72 71 ? - - -

AH 70 74 72 ? - - -

Jumlah 1634 1697 1665.5

Rata-rata 68,06 70,71 69,40 - ? ? ?

Pada siklus 1 pertemuan 1, dari 24 mahasiswa ditemukan 7 orang mendapatkan nilai

cukup (29.17%) sedangkan 17 orang lainnya mendapatkan nilai baik (70.83%). Nilai tertinggi

pada pertemuan 1 siklus 1 adalah 74 dan nilai terendah adalah 50.Nilai rata-rata pertemuan

pertama ini adalah 68.06. Untuk pertemuan 2, dari 24 orang mahasiswa ditemukan

orang mendapatkan nilai cukup (20.83%) sedangkan 19 orang mahasiswa sudah

mendapatkan nilai baik (79.17). Nilai tertinggi adalah 76 dan nilai terendah adalah 60 dengan

nialai rata-rata adalah 70.71.Nilai rata-rata kemampuan menulis pertemuan pertama dan

kedua pada siklus satu adalah 69.40 masih dalam kategori cukup.Oleh karena itu perlu

dilakukan siklus 2 untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa sastra Indonesia dalam

menulis cerita.

Data Pelaksanaan siklus 285

Tabel 4.4 Data Observasi Perbaikan Proses dan Hasil Pembelajaran siklus 2

pertemuan pertama dan kedua

Fase/aktifi

tas

pembelajar

an

Dosen 1 dan 2 Keterangan

Dosen merancang

pertanyaan dasar,

menyiapkan perangkat

pembelajaran

Dosen 1 dan 2

mempertanyakan

ap

a kesulitan yang dihadapi

mahasiswa sewaktu

menulis legenda, dosen

sudah menyiapkan

perangkat

Sudah berjalan dengan

baik. Mahasiswa yang

sudah

menghasilka

n pertanyaan

terkait

kesulitan menulis cerpen

sudah mencapai 92%

Dosen

menganalisi

s

Dosen 1 dan 2

mengamati

Mahasiswa dapat86

masalah

terkai

t perencanaan, proses,

maupun evaluasi

mahasiswa

merencanakan dan

menyelesaikan proyeknya

menyelesaikan

proyeknya yaitu

menganalisi

s kekurang dan

kelebihan cerita pendek

yang ditulis ahlinya.

Mahasiswa yang

beraktivitas mencapai

Dosen

mengama

ti kegiatan atau

penelitian awal

mahasiswa dalam

menyusun proyek yang

akan dihasilkan

Dosen 1 dan 2

mengamati

Mahasiswa bekerja

sudah maksimal,

mahasisw

a

yang

beraktivita

s maksimal mencapai %

Dosen memonitoring

kemajuan dari proyek

awal

mahasisw

a,

dimana mahasiswa

mengukur,

da

n memperbaiki produk

(Monitor the Students

and the Progress of the

Project)

Monitoring dilaksana

oleh dosen 1 dan

Mahasiswa

memperbaiki proyeknya

atas saran-saran dosen.

Mahasiswa yang

beraktivitas %

Dosen

membimbing

mahasiswa

dalam

merefisi produk

yang mereka

hasilkan.Selanjutnya

dosen

melakukan

penilaian proses

dan hasil

(Assess

the

Outcome) dan

Dosen 1 dan 2

membimbing mahasiswa

merevis

i

proyeknya. Selanjutnya

dosen melakukan

penilaian proses

Mahasiswa

melakukan revisi

dengan bersemangat.

Mahasis yang

beraktivitas sudah

mencapai %87

Dosen

membimbing

mahasiswa

mempublikasikan

produk yang

mereka buat,

selanjutnya

memberikan

hadiah

berupa buku cetak dan

penghargaan

kepada

mahasiswa

yang

memperoleh

nila

i keterampilan

tertinggi dalam hal

menulis cerpen

Dosen

membimbi

ng mahasiswa

untuk

mempublikasikan

produknya

Mahasiswa sudah berani

mempublikasikan

produknya.

Aktivitas dalam

publikasi

sudah mencapai

%

Dosen menagih proyek

mandiri dan

kelompok, selanjutnya

memberikan

masuka

n, penguatan,

penghargaan,

serta

melakukan penilaian

Dosen menerima

proyek

Dosen

memberika

n motivasi, penguatan,

dan penghargaan

kepada

mahasiswa

yan

g memperoleh nilai 3

terbaik88

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat aktivitas mahasiswa dalam menyampaikan

permasalahan yang dihadapi dalam menulis cerpen tergolong sangat baik.Hal ini dapat

dilihat, 22 orang dari 24 mahasiswa (92%) mampu menyampaikan permasalahan dalam

menulis cerita pendek.Selanjutnya Terkait aktivitas mahasiswa, 20 orang dari 24 mahasiswa

sudah aktif secara maksimal (83%) dalam menganalisis proyek.Untuk perbaikan proyek

mahasiswa yang aktif sudah mencapai 92%.Selanjutnya mahasiswa yang akatif memproduksi

proyek sudah mencapai 100%.

Tabel 4.5

Penilaian Sikap Siklus I

No

Nama

Mahasisw

a

Sikap yang dimiliki

Mahasiswa

-4 (8-32)

Nilai

Ke

-

manusiaa

n

Etika

Akadem

ik

Kerja

sama

Disipli

n

Tanggungjaw

ab

Semang

at

kejuang

an

Komit

me

Hw 3 3 3 2 3 3 3

EAS 4 3 3 3 4 3 3

RRM 4 3 4 3 3 4 3

Na 3 3 3 3 3 3 3

ZAA 4 3 3 4 3 3 3

Kv 3 3 3 3 3 4 3

RR 3 2 3 3 3 3 3

RA 4 3 3 3 4 3 3

ELM 4 4 3 3 3 4 3

TSR 3 3 3 3 4 3 3

RS 4 3 4 3 4 3 3

MR 4 3 3 3 3 3 3

AR 3 4 4 3 4 3 3

MN 4 3 4 3 3 3 3

TS 4 3 3 3 3 3 3

DM 3 3 3 3 3 3 3

DAP 3 3 4 3 4 3 3

FP 4 3 4 3 4 4 3

AH 3 3 3 3 3 3 3

IR 4 3 3 2 3 3 3

Ld 3 2 3 3 3 3 3

DR 4 3 3 4 4 4 3

HE 4 4 3 4 4 4 3

AH 3 2 3 3 3 3 4

Jumlah 82 72 78 73 81 78 73

Pada siklus II untuk penilaian rata-rata sikap: kemanusiaan 82, etika akademik 72, kerja sama

, disiplin 73, tanggung jawab 81, semangat juang 78, komitmen 73, dan sikap menghargai

Secara utuh penilaian sikap 1920: 24 = 80 (sangat baik)89

Tabel 4.6 Data Kemampuan Mahasiswa Menulis Cerita pada

Siklus 2 Pertemuan Pertama dan Kedua

No

Nama Rata-rata Ketuntasa

n

Keterangan Ketuntasan

T1 T2

Rata-rata Ya Tida k Tingkatka n Perbai ki

Hw 70 70 70 ? - - -

EAS 80 80 80 ? - - -

RRM 78 84 81 ? - - -

Na 75 78 76.5 ? - - -

ZAA 85 80 82.5 ? - - -

Kv 65 80 72.5 - ? ? ?

RR 65 75 70 - ? ? ?

RA 75 85 80 ? - - -

ELM 85 85 85 ? - - -

TSR 80 75 77.5 ? - - -

RS 80 85 82.5 ? - - -

MR 80 80 80 ? - - -

AR 80 85 82.5 ? - - -

MN 80 80 80 ? - - -

TS 75 80 77.5 ? - - -

DM 75 80 77.5 ? - - -

DAP 78 80 79 ? - - -

FP 90 85 87.5 ? - - -

AH 78 78 78 ? - - -

IR 70 80 75 ? - - -

Ld 70 75 72.5 ? - - -

DR 85 90 87.5 ? - - -

HE 90 88 89 ? - - -

AH 65 75 70 - ? ? ?

Jumlah 1854 1928 1871

Rata-rata 77.25 80.33 78.79 ? - - -

Pada siklus 2 pertemuan 1, dari 24 mahasiswa ditemukan 3 orang mendapatkan nilai

cukup (12.5%) sedangkan 21 orang lainnya mendapatkan nilai baik (87.5%). Nilai tertinggi

pada pertemuan 1 siklus 1 adalah 90 dan nilai terendah adalah 65.Nilai rata-rata pertemuan

pertama ini adalah 77.25. Untuk pertemuan 2, dari 24 orang mahasiswa tidak ditemukan nilai

mahasiswa yang cukup sedangkan 24 orang mahasiswa sudah mendapatkan nilai baik (100%).

Nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 70 dengan nialai rata-rata adalah

33. Nilai rata-rata kemampuan menulis pertemuan pertama dan kedua pada siklus 2 adalah

79 dalam kategori baik. Oleh karena itu peneliti tidak lagi melanjutkan pada siklus 3,

karena hasil menulis cerita mahasiswa sastra Indonesia FKIP Universitas jambi sudah

melewati batas KKM 70.

b. Pembahasan90

Pada minggu kedua perkuliahan penulis mengajak mahasiswa yang mengontrak

perkuliahan menulis cerita dan drama untuk berdiskusi, namun demikian mahasiswa sedikit

yang aktif karena mereka merasa belum mempunyai pengalaman.Hal ini tentu saja, karena

mahasiswa belum diberi beban atau tanggung jawab untuk melakukan aktivitas secara

rutin.Setelah dilaksanakan pretest menulis cerita hasil kerja mahasiswa memperoleh nilai

rata-rata 58.Cerita berhasil ditulis tetapi belum sejalan dengan kriteria penilaian yang

diharapkan.

Pada siklus satu (I) model PjBL dilaksanakan dua kali pertemuan. Mahasiswa yang

aktif secara maksimal sewaktu menganalisis proyek atau menganaliis legenda adalah

%.Selanjutnya mahasiswa yang aktif memperbaiki karyanya sesudah dikomentari 68% dan

yang sudah aktif memproduksi atau mengirimkan tulisannya ke berbagai media 21%.

Pada siklus dua (II) model PjBL juga dilaksanakan dua kali pertemuan. aktivitas mahasiswa

dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam menulis cerpen tergolong sangat

baik (92%) mampu menyampaikan permasalahan dalam menulis cerita pendek. Selanjutnya

Terkait aktivitas menganalisis proyek mahasiswa, mahasiswa sudah aktif secara maksimal

(83%) dalam menganalisis proyek.Untuk perbaikan proyek mahasiswa yang aktif sudah

mencapai 92%.Selanjutnya mahasiswa yang akatif memproduksi proyek sudah mencapai

%.Jadi bila dibandingkan dengan siklus satu sangat jauh peningkatan aktivitas

mahasiswa.

Selanjutnya pada siklus I untuk penilaian rata-rata sikap: kemanusiaan 71, etika

akademik 55, kerja sama 70, disiplin 65, tanggung jawab 71, semangat juang 55, komitmen

, dan sikap menghargai 68. Secara utuh penilaian sikap 1633: 24 = 68 (Cukup). Dengan

demikian dosen sangat perlu memperbaiki sikap mahasiswa pada siklus II.

Pada siklus II untuk penilaian rata-rata sikap: kemanusiaan 82, etika akademik 72, kerja

sama 78, disiplin 73, tanggung jawab 81, semangat juang 78, komitmen 73, dan sikap

menghargai 73. Secara utuh penilaian sikap 1920: 24 = 80 (sangat baik). Dengan demikian

model PjBL sangat dapat meningkatkan sikap mahasiswa dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

Terkait dengan kemampuan menulis legenda pada siklus 1 pertemuan 1, nilai rata-rata

mahasiswa 68.06, sedangkan untuk pertemuan kedua 70.71.Jika digabung pertemuan 1 dan 2

nilai rata-rata baru mencapai 69.40 masih dalam kategori cukup.Kelemahannya terletak pada

pengawasan dosen.Dosen belum memotivasi mahasiswa secara maksima baik berkelompok

maupun individu. Permasalahan ini terjadi sejalan dengan pendapat Abidin (2014: 171) model

PjBK atau pembelajaran berbasis proyek belun akan maksimal hasilnya karena waktu yang

kurang, memerlukan media dan sumber belajar, memerlukan kesiapan dosen dan mahasiswa,

dan kekhawatiran mahasiswa yang menguasai 1 topik saja.

Pada siklus 2 pertemuan 1, Nilai rata-rata pertemuan pertama ini adalah 77.25. Untuk

pertemuan 2, nialai rata-rata adalah 80.33. Nilai rata-rata kemampuan menulis pertemuan

pertama dan kedua pada siklus 2 adalah 78.79 dalam kategori baik. Oleh karena itu peneliti

tidak perlu melanjutkan pada siklus 3, karena hasil menulis cerita mahasiswa sastra Indonesia

FKIP Universitas jambi sudah melewati batas KKM 70.Pelaksanaan pembelajaran dari

merumuskan masalah, merancang proyek, membuat proyek, dan merevisi proyek disukai

mahasiswa.Mereka aktif semua, karena selalu dibimbing dan dimotivasi.Selain itu mahasiswa

juga dijanjikan diberikan hadian dalam bentuk buku kumpulan cermen yang sudah

diterbitkan. Abidin (2014: 171) mengemukakan PjBL dapat memotivasi, mengaktifkan91

mahasiswa, meningkatkan komunikasi, mealokasikan kegiatan, dan

menyenangkan bagi mahasiswa karena langkah-langkah

pembelajarannya sistematis.

Simpulan dan Saran

Model pembelajaran berbasis proyek, dengan pengelompokan

mahasiswa secara heterogen, penganalisisan cerita penulis yang sudah

diakui, serta pemberian hadiah dapat meningkatkan antivitas, sikap,

dan kemampuan menulis cerita mahasiswa sastra Indonesia FKIP

Unja.

Disarankan kepada dosen pengampu menulis sastra untuk

menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) karena

sudah terbukti dapat meningkatkan aktifitas, sikap, dan keterampilan

menulis cerita. Kepada mahasiswa juga disarankan untukaktif,

bersikap positif, serta selalu rutin berlatih menulis.

DAFTAR REFERENSI

Abidin, Yunbus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks

Pembelajaran. 2013. Bandung: Refika Aditama.

Br. Ginting dan Sutama. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

dengan Bantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Cerita Fantasi.Journal of Education Action research Volume 4 Number 2 Tahun 2020

Daryanto dan Karim, Syaiful.(2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava

Media.

Jabrohim, dkk.(2001). Cara Menulis Kreatif. Bandung: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual.Bandung:

PT. Refika Aditama.

Pradopo, Rachmat Djoko. (2017). Teori dan Penerapannya dalam Sastra Indonesoa

Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sitanggang, Saut Rajah. (2010) Sastra Kreatif dan Kreativitas sastra. Jakarta: Badan

Pengembangan dan Pembinaaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Suryani, Irma. (2019). Buku Model KIK-IRMA dalam Pembelajaran Menulis

Drama.Jambi: Komunitas Gemulun Indonesia.

Wiriaatmaja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT REmaja Rosdakarya.




DOI: https://doi.org/10.30596/jpbsi.v1i3.9526

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Bahterasia: Scientific Journal of Indonesian Language and Literature Education is abstracting & indexing in the following databases: