Retinopati Diabetik Proliferatif : Faktor Risiko dan Penatalaksanaan

Nabila Hana Syaqila, Aileen Wilhelmina Hakim

Abstract


Abstrak : Diabetes Melitus Tipe I dan Tipe II bersifat progresif, apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi makro vaskular dan mikro vaskular. Retinopati diabetik merupakan komplikasi mikro vaskular dari penyakit DM. Retinopati diabetik juga merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di dunia. Oleh karena itu deteksi dini dan penanganan  yang tepat harus  dilakukan  pada penderita DM  untuk mencegah   kebutaan. Terapi pada retinopati diabetik meliputi terapi farmakologis dan juga  non farmakologis yakni pemberian  anti VEGF  intra vitreal dan Pan Retinal Photocoagulation Laser. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien retinopati diabetik merupakan hal yang utama, namun pasien juga harus menghindari faktor risiko yang menyertai meski telah mendapat terapi untuk mencegah perburukkan prognosis.


Keywords


diabetes melitus, faktor risiko, komplikasi, retinopati diabetik

Full Text:

PDF

References


Duh EJ, Sun JK, Stitt AW. Diabetik retinopathy: current understanding, mechanisms, and treatment strategies. JCI Insight. 2017;2(14):e93751

Sya’baniyah UN, Andayani G, Djatikusumo A. Prevalensi dan faktor risiko retinopati diabetik pada pasien diabetes mellitus berdasarkan skrining fotografi fundus di RS Cipto Mangunkusumo November 2018- Oktober 2019. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012.

About diabetes: diabetes facts and figures. International Diabetes Federation Web site. Updated December 2, 2020. Acce essed March 18, 2022. www . idf . org / aboutdiabetes / what - is - diabetes / facts - figures . html

Oakley N, Hill DW, Joplin GF, Kohner EM, Fraser TR. Diabetik retinopathy. i. the assessment of severity and progress by comparison with a set of standard fundus photographs. Diabetologia (1967) 3(4):402–5

Chew EY, Ferris FL III, Csaky KG, et al. The long- term effects of laser photocoagulation treatment in patients with diabetik retinopathy: the early treatment diabetik retinopathy follow-up study. Ophthalmology. 2013;110(9):1683–1689.

Klein R, Klein BE, Moss SE, Davis MD, DeMets DL. The Wisconsin epidemiologic study of diabetik retinopathy. II. prevalence and risk of diabetik retinopathy when age at diagnosis is less than 30 years. Arch Ophthalmol (2018) 102(4):520–6.

Early treatment diabetik retinopathy study. manual of operations. ETDRS coordinating center, university of Maryland school of medicine. Department Epidemiol Prev Med (2019) . p:1–15.

Gross JG, Glassman AR, Liu D, et al. Five- year outcomes of panret i nal photocoagulation vs intravitreous ranibizumab for proliferative diabetik retinopathy: a randomized clinical trial. JAMA Ophthalmol. 2018;136(10):1138–1148

Maturi RK, Glassman AR, Josic K, et al; DRCR Ret ina Network. Effect of intravitreous antivascular endothelial growth factor vs sham treatment for prevention of vision- threatening complications of diabetik retinopathy: the Protocol W Randomized Clinical Trial. JAMA Ophthalmol. 2021;139(7):701–712.

Schreur V, van Asten F, Ng H, Weeda J, Groenewoud JMM, Tack CJ, et al. . Risk factors for development and progression of diabetik retinopathy in Dutch patients with type 1 diabetes mellitus. Acta Ophthalmol (2018) 96(5):459–64.




DOI: https://doi.org/10.30596/jph.v4i1.14304

DOI (PDF): https://doi.org/10.30596/jph.v4i1.14304.g9103

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Alamat:

Pengelola/penerbit: Gedung Kampus 1 UMSU Lantai II, Laboratorium Farmakologi dan Terapi FK UMSU Jalan Gedung Arca No. 53 Medan Sumatera Utara Indonesia, Kode Pos 20217. Lantai 4 Kontak: 0812-6208-2844, E-mail: jurnalpanduhusada@umsu.ac.id