Kadar Klorofil Daun Bibit Kelor (Moringa oleifera L.) pada Berbagai Dosis Kompos
Abstract
Moringa oleifera (kelor) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia dan memiliki kandungan nutrisi beragam sehingga banyak masyarakat yang membutuhkannya. Kelor membutuhkan klorofil untuk berfotosintesis sehingga pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis kompos yang menunjang fungsi fisiologis kelor, sehingga membentuk kadar klorofil secara maksimal. Penelitian karakter klorofil dengan kompos sebagai perlakuan merupakan usaha memperbaiki aktivitas biologi tanah dan penyediaan unsur hara sehingga kadar klorofil meningkat untuk memacu laju fotosintesis. Kompos merupakan hasil dekomposisi organisme seperti tumbuhan dan hewan, yang mengandung unsur hara makro dan mikro serta memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan empat taraf kompos (0, 50, 100 dan 150 g/tanaman). Hasil analisis kadar klorofil dan intensitas warna daun berbeda nyata akibat perlakuan kompos, namun kompos memberikan hasil yang tidak nyata pada pigmen karotenoid. Kompos berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil daun pada tanaman kelor, yaitu: kandungan klorofil relatif dengan Soil Plant Analysis Development (SPAD), kadar klorofil a, klorofil b dan klorofil total yang diekstraksi menggunakan spektrofotometer dengan larutan Dimethyl Sulfoxide (DMSO). Pemberian kompos 110,80 g/tanaman menghasilkan kadar klorofil relatif maksimum 36,19 unit SPAD. Pemberian kompos 119,90 g/tanaman menghasilkan kadar klorofil a maksimum 25,64 mg/L. Peningkatan dosis kompos menurunkan nilai luminositas (L), nilai a* dan nilai b*. Nilai-nilai tersebut menunjukkan warna daun dari terang menjadi lebih gelap, hijau ke arah abu-abu dan kuning ke arah abu-abu, yang mengindikasikan bahwa kadar klorofil daun makin meningkat akibat perlakuan yang diberikan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abigail, W., Zainuri, M., Tisiana Dwi Kuswardani, A., & Setiyo Pranowo, W. (2015). Sebaran nutrien, intensitas cahaya, klorofil-a dan kualitas air di Selat Badung, Bali pada Monsun Timur. Depik, 4(2), 87–94. https://doi.org/10.13170/depik.4.2.2494
Ajiningrum, P. S. (2018). Kadar Total Pigmen Klorofil Tanaman Avicennia marina pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda. Stigma: Jurnal Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa, 11(02), 52–59. https://doi.org/10.36456/Stigma.Vol11.No02.A1734
Dahlianah, I. (2015). Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos dan Pengaruhnya terhadap Tanaman dan Tanah. Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian, 10(1), 10–13. https://doi.org/10.32502/JK.V10I1.190
Du, L., Yang, X., Song, J., Ma, Z., Zhang, Z., & Pang, X. (2014). Characterization of the stage dependency of high temperature on green ripening reveals a distinct chlorophyll degradation regulation in banana fruit. Scientia Horticulturae, 180, 139–146. https://doi.org/10.1016/J.SCIENTA.2014.10.026
Esteban, R., Barrutia, O., Artetxe, U., Fernández-Marín, B., Hernández, A., & García-Plazaola, J. I. (2015). Internal and external factors affecting photosynthetic pigment composition in plants: a meta-analytical approach. New Phytologist, 206(1), 268–280. https://doi.org/10.1111/NPH.13186
Fajri, F., Rahmatu, R., & Alam, N. (2018). Kadar Klorofil dan Vitamin C Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) dari Berbagai Ketinggian Tempat Tumbuh. Agrotekbis: Jurnal Ilmu Pertanian (E-Journal), 6(2), 152–158. http://jurnal.faperta.untad.ac.id/index.php/agrotekbis/article/view/270
Febrianna, M., Prijono, S., & Kusumarini, N. (2018). Pemanfaatan Pupuk Organik Cair untuk Meningkatkan Serapan Nitrogen Serta Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Tanah Berpasir. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan, Universitas Brawijaya, 5(2), 1009–1018. https://jtsl.ub.ac.id/index.php/jtsl/article/view/226
Hsu, C.-Y., Chao, P.-Y., Hu, S.-P., Yang, C.-M., Hsu, C.-Y., Chao, P.-Y., Hu, S.-P., & Yang, C.-M. (2013). The Antioxidant and Free Radical Scavenging Activities of Chlorophylls and Pheophytins. Food and Nutrition Sciences, 4(8), 1–8. https://doi.org/10.4236/FNS.2013.48A001
Indrasti, D., Andarwulan, N., Purnomo, E. H., & Wulandari, N. (2019). Klorofil Daun Suji: Potensi dan Tantangan Pengembangan Pewarna Hijau Alami. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 24(2), 109–116. https://doi.org/10.18343/jipi.24.2.109
Iriyani, D., & Nugrahani, P. (2014). Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin C Beberapa Jenis Sayuran Daun pada Pertanian Periurban di Kota Surabaya. Jurnal Matematika Sains Dan Teknologi, 15(2), 84–90. https://jurnal.ut.ac.id/index.php/jmst/article/view/389
Mahardika, I. K., Baktiarso, S., Qowasmi, F. N., Agustin, A. W., & Adelia, Y. L. (2023). Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Proses Perkecambahan Kacang Hijau pada Media Tanam Kapas. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(3), 312–316. https://doi.org/10.5281/ZENODO.7627199
Manasika, A., & Widjanarko, S. B. (2015). Ekstraksi Pigmen Karotenoid Labu Kabocha Menggunakan Metode Ultrasonik (Kajian Rasio Bahan: Pelarut Dan Lama Ekstraksi). Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(3), 928–938. https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/215
Novita, A., Saragih, S., Lubis, E., Rahman Cemda, A., & Julia, H. (2021). Respon Pertumbuhan Rumput Vetiver (Vetiveria zizanioides L.) terhadap Pemberian Asam Askorbat pada Kondisi Tercekam Salinitas. Agrica Ekstensia, 15(1), 21–26. https://doi.org/10.55127/AE.V15I1.68
Nurcahyani, E., Rahmadani, D. D., Wahyuningsih, S., & Mahfut, M. (2020). Analisis Kadar Klorofil Pada Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Terinduksi Indole Acetic Acid (IAA) Secara in Vitro. Analit: Analytical and Environmental Chemistry, 5(1), 15–23. https://doi.org/10.23960/AEC.V5I1.2020.P15-23
Panjaitan, E., Silaen, S., Damanik, R. D., & Damanik, R. D. (2019). Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) terhadap Pemberian Pupuk Kandang dan Mikroorganisme Lokal (MOL). Agrotekma: Jurnal Agroteknologi Dan Ilmu Pertanian, 4(1), 1–10. https://doi.org/10.31289/AGR.V4I1.2712
Pérez-gálvez, A., Viera, I., & Roca, M. (2020). Carotenoids and Chlorophylls as Antioxidants. Antioxidants, 9(6), 1–39. https://doi.org/10.3390/ANTIOX9060505
Prapto Yudono. (2014). Pengantar Ilmu Pertanian. Gadjah Mada University Press.
Riansyah, H., Maulidya Maharani, D., Nugroho, A., Teknologi Industri Pertanian, J., Pertanian, F., Lambung Mangkurat Jalan Yani Km, U. A., & Selatan, K. (2021). Intensitas dan Stabilitas Warna Ekstrak Daun Pandan, Suji, Katuk, dan Kelor Sebagai Sumber Pewarna Hijau Alami. Jurnal Riset Teknologi Industri, 15(1), 103–112. https://doi.org/10.26578/JRTI.V15I1.6549
Rifani, M. M., & Astuti, N. (2015). Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Komposit (Tepung Suweg dan Tepung Kacang Hijau) terhadap Sifat Organoleptik Mie Kering. E-Journal Boga, 4(1), 167–176. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/article/view/10698/10299
Sinaga, M., & Bastian, H. (2022). Peningkatan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea, L) melalui Aplikasi Pupuk Organik pada Tanah Podsolik Merah Kuning. PIPER, 18(1). https://doi.org/10.51826/PIPER.V18I1.615
Sulistiani, R., Saragih, S. A., Asritanarni Munar, & Bayu Bonar Pratama Pohan. (2023). Peningkatan Produksi Daun dan Kadar Protein Kelor (Moringa oleifera) dengan Aplikasi Pupuk Organik pada Lahan Spesifik Lokasi/ Increasing Leaf Production and Protein Content of Moringa (Moringa oleifera) by Application of Organic Fertilizers on Specific L. Agrovital: Jurnal Ilmu Pertanian, 8(1). https://doi.org/10.35329/AGROVITAL.V8I1.3681
DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v27i1.17486
Refbacks
- There are currently no refbacks.