Penekanan Pertumbuhan Colletotrichum sp. Penyebab Penyakit Antraknosa Oleh Beberapa Agens Hayati Pada Skala In Vitro
Abstract
Penyakit antraknosa merupakan salah satu penyakit utama cabai, dengan kehilangan hasil yang ditumbulkan dapat mencapai 50-100%. Salah satu alternatif pengendalian yaitu penggunaan agens hayati. Beberapa agens hayati koleksi BBPOPT telah berhasil diuji penenakannya terhadap Pyricularia grisea, sehingga perlu diuji pada patogen lain. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji beberap agens hayati terhadap penekanan pertumbuhan Colletotrichum. Sejumlah 5 agens hayati (Pseudomonas fluorescens, Gliocladium sp., Paenibacillus polymyxa, Trichoderma sp., dan Bacillus subtilis) akan diuji kemampuan pertumbuhan Colletotrichum sp. Penelitian dilakukan di Laboratorium Menengah Agroteknologi, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Kampus F7 Ciracas. Penelitian ini menggunakan rancangan rancangan acak lengkap. Masing-masing agens hayati ditanam pada media PDA untuk diuji antagonis dengan Coletotrichum sp secara dual culture dan diulang sebanyak 4 kali. Analisis statistik menggunakan program SAS 9.1 dengan mengolah data yang diperolah dengan ANOVA. Penelitian menunjukkan hasil bahwa dari semua agens hayati berpengaruh nyata secara statistik terhadap penekanan Colletotrichum dibandingkan dengan kontrol. Agens hayati terbaik menekan pertumbuhan Colletotrichum yaitu P. fluorescens sebesar 36.08%, kemudian diikuti oleh Trichoderma sp dengan penekanan pertumbuhan sebesar 35%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa agens hayati yang diuji mempunyai potensi untuk mengendalian Colletotrichum.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustina, N., Purnawati, A., & Suyatmi, L. (2021). Potensi Pseudomonas fluorescens terhadap Fusarium sp. In Vitro. 5558.
Bawantari, N.K., Suprapta, D.N., & Khalimi, K. (2020). Uji antagonistik Bacillus siamensis dan Paenibacillus polymyxa terhadap Colletotrichum gloeosporioides KLCR2 penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 9(3), 189-197.
Charumathi, M., & Raj, T.S. 2020. Evaluation of Pseudomonas fluorescens from rhizosphere soil against fruit rot of chilli caused by Colletotrichum capsici (SYD) Butler and Bisby. Plant Archives, Suplement 1, 761-766.
da Costa, A.C., de Mirana, R.F., Costa, F.A., & Ulhoa, C.J. (2021). Potential of Trichoderma piluliferum as a biocontrol agent of Colletotrichum musae in banana fruits. Biocatalysis and Agricutural Biotechnology, 34, 102028. doi: 10.1016/j.bcab.2021.102028.
Dailah, S., Poerwanto, M.E., & Sutoto, S.B. (2020). Efektivitas jamur antagonis Gliocladium sp. dan Trichoderma harzianum untuk mengendalikan Colletotrichum spp. pada tanaman cabai (Capsicum annuum L.). Agrivet, 26, 17-22.
Eris, D. D., Wahyuni, S., Mismana Putra, S., Yusup, C. A., Sri Mulyatni, A., Siswanto, ., Krestini, E. H., & Winarti, C. (2019). The Effect of Ag/Cu-nanochitosan on Development of Anthracnose Disease in Chili. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 24(3), 201208. https://doi.org/10.18343/jipi.24.3.201
Han, J.H., Shim, H., Shin, J.H., & Kim, K.S. (2015). Antagonistic activities of Bacillus spp. strains isolated from tidal flat sediment towards anthracnose patogens Colletotrichum acutatum and C. gloeosporiodes in South Korea. Plant Pathol. J., 31(2), 165-175. http://dx/doi/org/10.5423/PPJ.OA.03.2015.0036.
Istiqomah, I., & Kusumawati, D. E. (2018). Pemanfaatan Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens dalam pengendalian hayati Ralstonia solanacearum penyebab penyakit layu bakteri pada tomat. Jurnal Agro, 5(1), 112. https://doi.org/10.15575/2305
Kim, Y.S., Lee, Y., Cheon, W., Park, J., Kwon, H.T., Balaraju, K, Kim, J., Yoon, Y.J., & Jeon, Y. (2021). Characterization of Bacillus velezensis AK-) as a biocontrol agent againts apple bitter rot caused by Colletotrichum gloeosporiodes. Nature Researchm 1: 626. https://doi.org/10.1038/s41598-020-80231-2,
Lestari, S. A., Kalsum, U., & Ramdan, E. P. (2021). Efikasi Beberapa Agens Hayati Terhadap Penekanan Pertumbuhan Pyricularia grisea Secara In Vitro. Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi, 23(1), 31. https://doi.org/10.20961/agsjpa.v23i1.48174
Mariana, M., Liestiany, E., Cholis, F. R., & Hasbi, N. S. (2021). Penyakit Antraknosa Cabai Oleh Colletotrichum Sp. Di Lahan Rawa Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 23(1), 3036. https://doi.org/10.31186/jipi.23.1.30-36
Mugiastuti, E., Prihatiningsih, N., Soesanto, L., Pertanian, F., & Soedirman, U. J. (2019). Isolasi dan karakterisasi pseudomonas kelompok fluorescens asal rizosfer serta potensinya sebagai pengendali penyakit layu bakteri jagung. 1(November), 412.
Nasrun, N., & Burhanuddin, N. (2016). Evaluasi Efikasi Formula Pseudomonas fluorescens Untuk Pengendalian Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) NILAM. Buletin Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat, 27(1), 67. https://doi.org/10.21082/bullittro.v27n1.2016.67-76.
Nuraini, A. N., Aisyah, A., & Ramdan, E. P. (2021). Seleksi Bakteri Rhizosfer Tanaman Rambutan Sebagai Agens Biokontrol Penyakit Antraknosa Pada Cabai (Capsicum annum L.). Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), 4(2), 100-112.
Oo, M. M., & Oh, S.-K. (2016). Chilli anthracnose (Colletotrichum spp.) disease and its management approach. Korean Journal of Agricultural Science, 43(2), 153162. https://doi.org/10.7744/kjoas.20160018
Pradnyana, I. K. N., Suniti, N. I. W., & Suada, I. K. (2018). Pengaruh Aplikasi Pseudomonas fluorescens dan Trichoderma spp. terhadap Penyakit Akar Gada serta Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) di . Ojs.Unud.Ac.Id, 7(4), 520531. https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT/article/download/44733/ 27168.
Ramdan, E. P., Arti, I. M., & Risnawati. (2019). Identifikasi Dan Uji Virulensi Penyakit Antraknosa Pada Pascapanen Buah Cabai. Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), 3(1), 6776. https://doi.org/10.35760/jpp.2019.v3i1.1976
Risthayeni, P., & Zahara, F. (2018). Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Pokahbung (Fusarium moniliforme) PadaTanaman Tebu (Saccharum officinarum): The effectivity of Trichoderma sp and Gliocladium sp. to control the Pokahbung disease (Fusarium moniliforme) on sugarcane (Saccharum officinarum). Jurnal Online Agroekoteknologi, 6(2), 339-344
Silva, D. D., Groenewald, J. Z., Crous, P. W. Peter, K. A., Nasruddin, A., Mongkolporn, O. & Taylor, P.W. J. (2019). Identification, prevalence and pathogenicity of Colletotrichum species causing anthracnose of Capsicum annuum in Asia. IMA Fungus, 10(8), 2-32.
Sutin Raj, T., Christopher D.J., & Ann Suji, H. (2014). Efficacy of Pseudomonas fluorescens on control of chilli fruit rot caused by Colletotrichum capsici. Afr. J. Microbiol. Res., 8(29), 2772-2777.
Trisnawati, D., Nugroho, L. P. E., & Tondok, E. T. (2020). Pengaruh Ekstrak Daun Sirih dan Metode Ekstraksinya Dalam Menghambat Penyakit Antraknosa pada Cabai Pascapanen. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 15(6), 213227. https://doi.org/10.14692/jfi.15.6.213-227
Ulhaq, M. A., & Masnilah, R. (2019). Pengaruh Penggunaan Beberapa Varietas dan Aplikasi Pseudomonas fluorescens untuk Mengendalikan Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis) pada Tanaman Jagung (Zea mays L.). Jurnal Pengendalian Hayati, 2(1), 1. https://doi.org/10.19184/jph.v2i1.17131.
Watanabe, T. 2002. Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi: Morphology of Culture Fungi and Key to Species, 2nd Ed. Washington, D.C. (US): CRC Press.
Widodo & Hidayat, S. H. (2017). Identification of Colletotrichum Species Associated with Chili Anthracnose in Indonesia by Morphological Characteristics and Species-Specific Primers. Asian Journal of Plant Pathology, 12(1), 715. https://doi.org/10.3923/ajppaj.2018.7.15
DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v24i2.8061
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Agrium: Jurnal Ilmu Pertanian indexing: