Studi Netnografi Respon Warganet mengenai Toxic Relationship pada Video Youtube Penyintas #BukanSayangNamanya

Rina Aprilia Sulistyowati

Abstract


Relasi sosial yang dijalani manusia saat ini semakin kompleks, terutama relasi pada ranah personal seperti dalam hubungan asmara. Dari Catatan Komnas Perempuan setiap tahunnya, angka kekerasan di ranah domestik masih cukup tinggi dengan mayoritas melibatkan pelaku terdekat, yaitu pasangan. Berbagai pengalaman traumatis korban dan kekerasan yang dialami korban tidak lepas dari jeratan hubungan tidak sehat yang dijalani. Padahal, hubungan yang tidak sehat ini bisa dicegah apabila kita mampu membaca sinyal-sinyal berbahaya yang berpotensi terjadi dalam suatu hubungan. Konten Youtube #BukanSayangNamanya mengangkat kisah para penyintas dalam menghadapi hubungan yang tidak sehat. Video ini dibuat sebagai aksi solidaritas bagi korban dan menjadi bagian gerakan memperingati International Womens Day 2021. Membuka kisah lalu tidaklah mudah bagi penyintas. Namun, penelitian ini mencoba menganalisis bagaimana sudut pandang dan perilaku warganet terhadap video yang mengangkat kisah para penyintas kasus kekerasan dan hubungan yang tidak sehat. Komentar warganet merupakan representasi budaya digital masyarakat yang berinteraksi di dunia maya, yang dalam hal ini terbingkai melalui kolom komentar di unggahan konten Youtube. Dengan menggunakan studi netnografi, hasil analisis komentar warganet ternyata dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, mulai dari empati, menyalahkan korban, menyalahkan pelaku, hingga keberanian berbagi pengalaman serupa karena terdorong oleh pengungkapan diri yang dilakukan oleh penyintas. Selain mengidentifikasi respon dan perilaku warganet, komentar-komentar yang dianalisis dalam penelitian ini juga mengungkap sejumlah tanda bahaya dalam hubungan, dampak toxic relationship, hingga pelaku tindak kekerasan.


Keywords


Netnografi, Toxic Relationship, Bukan Sayang Namanya, KDRT, penyintas, Youtube

References


Daftar Pustaka

Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Preventing teen dating violence. Diakses 22 Desember 2022 dari https://www.cdc.gov/violenceprevention/pdf/ipv/TDVfactsheet_508.pdf

Christie, K., Lubuk, F., Aldiputra, R., Jusuf, V., & Hestyanti, Y. (2022). Meningkatkan Kesadaran Mengenai Toxic Relationship Pada Emerging Adult Menggunakan Sosial Media Instagram. Journal of Sustainable Community Development, 4(1).

Faridz, D. (2021). Kasus KDRT dan Kekerasan dalam Pacaran Kian Meningkat. Diakses 21 Oktober 2022 pada https://www.dw.com/id/kdrt-dan-kekerasan-dalam-pacaran-selama-pandemi/a-58698548

Forth, A., Sezlik, S., Lee, S.C., & Ritchie, M., Logan, J., & Ellingwood, H. (2021). Toxic Relationships: The Experiences and Effects of Psychopathy in Romantic Relationships. International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology. 66. 0306624X2110491. 10.1177/0306624X211049187.

Hayduk, D.M. (2017). Intimate Partner Violence: Facilitating the Recognition of Yellow Flags as Early Indicators of Red Flags. Journal of Health Education, 8, 33-39.

Kearney, M. S., & O’Brien, K. M. (2021). Is It Love or Is It Control? Assessing Warning Signs of Dating Violence. Journal of Interpersonal Violence, 36(11–12), 5446–5470. https://doi.org/10.1177/0886260518805105

Kitabisa. (2021). Kawan Puan Kampanyekan BukanSayangNamanya Untuk Korban Kekerasan dalam Hubungan. Diakses 22 Desember 2022 dari https://blog.kitabisa.com/kawan-puan-kampanyekan-bukansayangnamanya-untuk-korban-kekerasan-dalam-hubungan/

Komnas Perempuan. (2022). Siaran Pers Peringatan Hari Perempuan Internasional 2022 dan Peluncuran Catatan Tahunan tentang Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan. Diakses 21 Oktober 2022 pada https://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/peringatan-hari-perempuan-internasional-2022-dan-peluncuran-catatan-tahunan-tentang-kekerasan-berbasis-gender-terhadap-perempuan

Kozinets, Robert. (2010). Netnography: Doing Ethnographic Research Online. SAGE.

MacCallum, J., Beltman, S., Coffey, A., & Cooper, T. (2017). Taking care of youth mentoring relationships: red flags, repair, and respectful resolution, Mentoring & Tutoring: Partnership in Learning, 25:3, 250-271, DOI: 10.1080/13611267.2017.1364799

Munoz-Rojas, D., Ching-Alvarez, C., & Gonzalez-Pons, . (2022). Red Flags of Dating Violence Among College Students: From the Perspective of Campus Service Providers in Costa Rica. Global Qualitative Nursing Research. 9. 233339362110357. 10.1177/23333936211035750.

Praptiningsih, N,A. & Putra, G,K. (2021). Toxic Relationship Dalam Komunikasi Interpersonal Di Kalangan Remaja. Jurnal Communication. Vol.12 No.2

Rifayanti, R., Sofia, L., Purba, T., Amanda, S., & Merary, S. (2022). Phenomenological Studies: Adolescent Toxic Relationships. European Journal of Humanities and Social Sciences. 2. 23-29. 10.24018/ejsocial.2022.2.6.337.

Schuman, D., Lawrence, K. & Pope, N. (2018). Broadcasting War Trauma: An Exploratory Netnography of Veterans’ YouTube Vlogs. Qualitative Health Research. 29. 104973231879762. 10.1177/1049732318797623.

Widyastuti, N.L.W., Styawati, N. K. A., & Wirawan, K. A. (2022). Perlindungan Hukum terhadap Korban Toxic Relationship di Kalangan Remaja. Jurnal Konstruksi Hukum, 3(1), 166–171. https://doi.org/10.22225/jkh.3.1.4413.166-171

Yuniar, N. (2022). Waspada, Ini "Red Flag" Dalam Hubungan Asmara. Diakses 21 Oktober 2022 pada https://www.antaranews.com/berita/3178249/waspada-ini-red-flag-dalam-hubungan-asmara




DOI: https://doi.org/10.30596/interaksi.v8i2.19697