PENERAPAN SISTEM PENGAWASAN INTERN PENGELUARAN KAS

Zulia Hanum SE,M.Si

Abstract


Tujuan dari pengawasan intern adalah untuk melindungi harta kekayaan (asset) suatu badan (organisasi), dapat dipercayanya catatan keuangan, meningkatkan efesiensi kerja dan dapat mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya suatu pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan fungsi-fungsi operasional penyimpanan dan pencatatan. Pemisahan fungsi-fungsi ini diharapkan dapat mencegah timbulnya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia.

Perkembangan perusahaan yang semakin besar dan mempunyai persoalan-persoalan yang lebih rumit dalam pengaturan kegiatan-kegiatannya di bandingkan dengan perusahaan yang berskala kecil. Pada perusahaan kecil, umumnya tidak ada pemisahan antara pemilik dan pengurus karena bidang usahanya tidak begitu luas, sehingga memungkinkan pemilik perusahaan sekaligus menjadi pengurus. Dalam hal ini pemilik perusahaan mengetahui semua kegiatan yang terjadi dalam perusahaan, sehingga tidak terlihat suatu kebutuhan yang mendesak akan bantuan dari pihak lain untuk memberikan informasi-informasi mengenai keadaan perusahaan yang berguna baginya dalam pengambilan keputusan.

Dengan banyaknya aktivitas perusahaan maka akan timbul berbagai kesukaran yang dihadapi pimpinan untuk melakukan pengawasan secara langsung terhadap kegiatan perusahaan. Suatu hal yang paling berpengaruh dalam perkembangan skala operasi perusahaan masalah kas. Pengelola kas yang ada di perusahaan semakin penting dan memerlukan perhatian yang khusus untuk mencapai efesiensi dan efektifitas, usaha ini dapat dicapai apabila pengawasan intern kas dilaksanakan dengan baik. Pengawasan intern harus ditetapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan kebutuhan tersebut dapat diketahui dengan melihat pengalaman-pengalaman tahun lalu.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Wing Wahyu Winarno (1994, hal 90) dalam tujuan dilaksanakannya pelaksanaan intern untuk mencegah atau menghindari perusahaan dari berbagai kecurigaan, yang disebabkan berbagai hal, misalnya;

  1. Penggunaan sumberdana secara berlebihan
  2. Proses pengambilan keputusan yang tidak tegas.
  3. Kesalahan pencatatan data.
  4. Kerusakan berbagai catatan.
  5. Hilang atau rusaknya suatu aktiva karena kelalaian karyawan.
  6. Ketidakpatuhan karyawan terhadap manajemen.
  7. Penyelewengan yang dilakukan oleh karyawan

Pengawasan dalam satu periode hendaknya meliputi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Maka untuk itu diperlukan pengawasan terhadap sumber penerimaan kas seperti penjualan tunai, penerimaan piutang, dan penerimaan-penerimaan lain seperti pendapatan dari hasil pendapatan penjualan aktiva tetap. Namun pengawasan juga diperlukan terhadap setiap pengeluaran dilakukan oleh perusahaan seperti pembanyaran hutang maupun pembayaran gaji dan upah, pembanyaran biaya admistrasi perusahaan dan lain-lain.

Kas juga dapat dilihat dari sifatnya yaitu kas merupakan aktiva perusahaan yang paling mudah untuk disalah gunakan dan diselewengkan dibandingkan dengan aktiva yang lain. Untuk mencegah hal tersebut maka perlu disusun pengawasan sedemikian rupa yang mendukung terlaksananya pengawasan yang baik terhadap harta perusahaan yang biasanya disebut dengan pengawasan intern perusahaan.

Kas merupakan harta yang paling lancar dalam operasinya. Kas juga merupakan salah satu unsur harta yang mudah disembunyikan atau disalah gunakan. Maka untuk dapat mencegah penyalahgunaan atau penyelewengan terhadap kas, diperlukan pengawasan yang baik dan seksama agar penyalahgunaan dapat diperkecil, semakin efektif pengawasan intern pada suatu perusahaan maka keselamatan atau keamanan harta benda khususnya kas perusahaan dapat lebih terjamin.

Sistem pengawasan intern tidak hanya direncanakan untuk dapat mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan tetapi lebih utama pada usaha mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan uang kas perusahaan.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.