Local Wisdom: Eksistensi Dan Degradasi Tinjauan Antropologi Sosial (Ekplorasi Kearifan Lokal Etnik Ocu Di Kampar Riau)

Syafrizal Syafrizal, Ahmad Calam

Abstract


Local Wisdom (kearifan Lokal) adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologisnya. Kearifan Lokal dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang telah mentradisi pada suatu kawasan atau daerah, sebagai nilai yang dianggap baik dan benar yang berlangsung secara turun-temurun dan dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan sebagai akibat dari adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Secara khusus tulisan ini untuk peninjauan sekaligus menjelaskan secara antropologis sebab-sebab aspek kearifan lokal orang Ocu sebagian yang masih eksis, namun sebagiannya telah tergradasi. Proses eksplorasi aspek-aspek kearifan lokal orang Ocu, mendapati bahwa munculnya keadaan seperti itu sangat dipengaruhi oleh maksimal atau tidaknya perhubungan sosial antara orang Ocu dengan masyarakat luar akibat dilaksanakannya pembangunan transmigrasi di kawasan asal orang Ocu ini. Perbedaan besar kecil penduduk, dan besar kecilnya kekuasaan, serta besar kecilnya sumber daya manusia yang dimiliki, adalah di antara faktor utama penyebab wujunya keadaan di atas. Selain itu, diyakini telah terjadi kekosongan nilai anutan budaya pada kelompok ini. Keadaan seperti apabila didasarim oleh kondisi bahwa orang Ocu telah membuka diri (bahkan dipaksa oleh keadaan) untuk menerima nilai budaya baru, dalam waktu yang sama telah pula meninggalkan budaya asli mereka, namun penerimaan terhadap nilai budaya baru belum terseleksi yang mengakibatkan kegamangan sosial

Keywords


Kearifan Lokal, Eksistensi, Degradasi, Etnik Ocu

Full Text:

PDF

References


Bakti Setiawan, 2006. Jatna Supriatna, 2008, Pembangunan Berkelanjutan dan Kearifan Lingkungan. Dari Ide Ke Gerakan, PPLH Regional Jawa, Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI, Yogyakarta.

Budiono K. 2000. Kebhinnekaan Masyarakat Indonesia, Suatu Problema Filsafat di Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Francis Wahono, 2005. Pangan, Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Hayati, Penerbit Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta Gunggung Seno Aji, 2003.

Nani Norhandayani. 2011. Pengertian Kearifan Lokal. http://naninorhandayani.blogspot.my/2011/05/pengertian-kearifan-lokal.html

Siti Wahyuni. 2014. Kearifan-Lokal. https://nadjaneruda.wordpress.com/2014/07/07/kearifan-lokal/ (23.56 pm) siti wahyuni.

Wilda. 2015. Hubungan Kearifan Lokal Dengan Kebudayaan. https://wildawilda.wordpress.com/2015/09/08/hubungan-kearifan-lokal-dengan-kebudayaan/ (00.03 am) wildawilda.

Ife, Jim & Frank Tesoriero. 2008. Community Development. (Terj. S. Manullang, dkk: PustakaPelajar.https://www.academia.edu/7699147/Pegunungan_Kendeng_Utara_Sedulur_Sikep_Kearifan_Lokal_dan_Advokasi_Kebijakan_Publik.

Pelras, C. 1996. The Bugis. Blackwell Publishers Limited, Oxford. (pnyt). Abdul Rahman Abu. 2006. Manusia Bugis. Jakarta: Nalar.

Sills, David, L. 1968. International Encyklopedia of the Social Sciences. Dlm. Rukmadi. Warsito. et. All. 1984 (pnyt). Transmigrasi Dari Daerah Asal Sampai Benturan Budaya Di Tempat Pemukiman. CV. Rajawali. Jakarta.

Syafrizal. 1993. Ungkapan-Ungakan Tradisional Masyarakat Rumbio. UNRI. Pekanbarau




DOI: https://doi.org/10.30596/edutech.v5i2.3424

Refbacks

  • There are currently no refbacks.