Eksplorasi Cerita Nampeken Tulan-Tulan Dalam Suku Karo

Sri Dinanta Beru Ginting, Jenni Kristina Sipayung, Lisa Lorensia Br Barus, Esra Perangin-Angin

Abstract


Dewasa ini semakin banyak kaum muda maupun keluarga keluarga muda,baik yang tinggal ditanah karo (Kabanjahe sekitarnya) maupun yang tingal di luar Tanah karo berlahanlahan melupakan sebuah kearifan lokal yang dimiliki oleh nenek moyangnya yakni tradisi nampeken tulan-tulan. Situasi ini sungguh-sungguh memprihatinkan apalagi sampai melupakan kekayaaan budaya yang melekat pada diri orang karo. Oleh karena itu, peneliti membuat artikel ini agar melenial mengetahui kembali nilai-nilai pada budaya karo.

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kab. Karo Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019-Maret 2020. Berdasarkan sumber data jnis penelitian yag digunakan adalah jenis penelitian kualitatif yang menggambarkan objektif penelitian, dan penelitian yang langsung ke lapangan, dan hasilnya juga sesuai fakta dan sebagai mana adanya.

Dalam hubungannya dengan sartra, sastra dibagi menjadi dua bagian yakni sastra lisan dan tulisan. Sastra lisa merupakan sebuah bentuk ujaran atau lisan. Satra ini lahir dari masyarakat yang polos dan bersifat tradisional. Dengan kata lain, satra lisan ini disampaikan dari generasi kegenarasi berikutnya. Sedangkan sastra tulisan adalah sastra yang menggunakan media tulisan atau literal. Sastra tulisan ini dianggap sebagai ciri sastra modern karena bahasa tulisan dianggap sebagai refleksi pearadaban masyarakat yang lebih maju. Dalam artikel ini, penulis akan membahas salah satu sastra lisan yang ada pada budaya Karo yakni Nampaken tulan-tulan.

Nampaken tulan tulan (memindahkan tulang belulang leluhur yang sudah meninggal) ke tempat yang lebih pantas yakni tugu atau monumen (bhs. Karo: geriten). Nilai inilah yang ingin diangkat oleh penulis agar generasi muda zaman sekarng tidak melupakan salah satu kearifan lokal yang diwariskan oleh nenek moyang zaman dulu. Tujuannya adalah untuk menggali nilai-nilai dan makna yang terdapat pada tradisi Nampaken tulan-tulan ini.

Keywords


Eksplorasi Cerita Nampeken Tulan-tulan Dalam Suku Karo

Full Text:

PDF

References


Ginting Suka, Sada Kata Mth. Ranan Adat; Orat Geluh Rikut Kiniteken Adat Ras Bicara Kalak Karo Ope Tubuh Seh Idilo Dibata. Kabanjahe:Yayasan Merga Silima (Cetakan ke III), 2018

Ginting, S. D., Ningsih, W., & Situmorang, E. (2020). REVITALISASI LEGENDA PAWANG TERNALEM SUKU KARO SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA. Bahasa Indonesia Prima (BIP), 2(2), 91-97.

Aderetti Amir, sastra lisan indonesia. Yogyakarta: cv andi offset,2020. http://arkalalandshary.blogspot.com/2015/11/pengertian-sastra-lisan-dan-karya-sastra.html

Fbsektensia.blogspot.com. https://repository.unja.ac.id/2839/1/artikel.pdf www.seputaranpengetahuan.co.id

Prinsit Darwan, S.H. 2004 "Adat Karo" Medan: Penerbit Bina Media Perintis




DOI: https://doi.org/10.30596/edutech.v7i2.7083

Refbacks

  • There are currently no refbacks.