DAMPAK ERUPSI GUNUNG SINABUNG TERHADAP PENDAPATAN DARI SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN KARO

Hastina Febriaty

Abstract


Gunung Sinabung atau biasa disebut Deleng Sinabung oleh penduduk setempat terakhir meletus pada 1600 tahun yang lalu. Gunung Sinabung kembali aktif pada tahun 2010 letusan terakhir ini terjadi sejak September 2013 dan erupsi masih berlangsung hingga kini. Pada 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar 00.15 WIB gunung sinabung kembali mengeluarkan lava. Status gunung Sinabung dinaikkan menjadi status awas 12.000 warga di sekitarnya di evakuasi dan ditampung di 8 lokasi. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut. Sebagian kota Medan juga terselimuti oleh abu dari gunung Sinabung.

Pasca erupsi Gunung Sinabung berpengaruh terhadap masyarakat sekitar termasuk masyarakat yang bergantung terhadap kegiatan pariwisata di Kabupaten Karo. Menurut kepala Disbudpar Kabupaten Karo Dinasti Sitepu, sejak status sinabung dinaikkan menjadi level IV telah terjadi penurunan tingkat kunjungan wisata 50% sampai 60%. Hal tersebut dinyatakan berdasarkan pendataan yang dilakukan pada pos retribusi setiap obyek wisata seperti, Bukit Gundaling, Pemandian Air panas Lau Debug-Debug, Raja Berneh dan obyek wisata lainnya. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat yang bergantung kepada kegiatan pariwisata dan kunjungan wisata yang menjual jasa, Souvenir dan lain-lain di sekitar obyek wisata tersebut.

Kata kunci :GunungSinabung, Erupsi, Pendapatan, pariwisata

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.30596/ekonomikawan.v15i1.1030