Keragaan Ekonomi Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Pengolahan Opak Singkong Di Desa Tuntungan II Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

Mailina Harahap, Siti Mujiatun

Abstract


Komoditi pertanian sebagian besar adalah komoditi yang cepat rusak apabila tidak langsung dikonsumsi ataupun dilakukan proses pengolahan lanjut. Adapun dengan pengolahan lanjut, mampu memberikan nilai tambah (value added) terhadap komoditi pertanian. Hal tersebut ditunjukkan dengan Usaha Kecil dan Menengah Masyarakat (UKM) yang mampu mengakomodasi keberadaan sumberdaya manusia. Sebagaimana Harahap, Mailina (2013) mengemukakan bahwa UKM mempunyai potensi untuk dapat menimbulkan dampak pembangunan yang strategis dalam ekonomi terutama dalam aspek peningkatan nilai tambah, aspek pemerataan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran, kemiskinan dan urbanisasi.

Sampel penelitian adalah pengusaha UKM Opak Singkong di desa Tuntungan II Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memproduksi Opak Singkong, pengusaha menggunakan biaya tetap (fixed cost) Rp.644.497,5 dan biaya berubah (variable cost) Rp.3.379.450,01. Adapun biaya implisit sebesar Rp.13.010,07. Sehingga rata-rata biaya total (total cost) untuk setiap produksi Opak Singkong adalah Rp. 4.036.957,58. Penggunaan biaya yang besar terdapat pada pembelian bahan baku utama yaitu Singkong dengan penggunaan biaya sebesar Rp.3.173.166,67. Untuk setiap produksi Singkong yang digunakan rata-rata 2,4 ton.

Penerimaan pengusaha dari setiap produksi Opak adalah Rp.5.067.550,00 dengan jumlah produksi rata-rata 785,67 Kg dengan harga Rp.6.450,00/Kg. Dengan demikian rata-rata keuntungan yang diperoleh pengusaha pada setiap produksi Opak adalah Rp.1.030.592,42. Hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa R/C sebesar 1,26. Dengan demikian kegiatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Opak Singkong layak untuk dilanjutkan. Pola pemasaran Opak Singkong adalah pengusaha Opak selain sebagai produsen juga sebagai penjual kepada pabrik cemilan di Jakarta, Palembang dan Tanjung Morawa. Informasi pemasaran Opak tidak jelas diketahui sehingga margin keuntungan pemasaran Opak Singkong di desa Tuntungan II Kabupaten Deli Serdang tidak diketahui.


Keywords


UKM, Pengolahan Opak Singkong, Ekonomi Finansial, Lembaga Pemasaran

Full Text:

PDF

References


Hanif dan Dyah. 2012. Keragaan Agroindustri Opak Singkong di Desa Jolontoro Kecamatan

Sapuran Kabupaten Wonosobo. Jurnal Surya Agritama Vol. 1 No. 1 Maret 2012.

Harahap, Mailina. 2013. Analisis Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kerupuk

Tempe di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Manajemen dan Bisnis.

Vol. 13 No. 01 Oktober 2013.

Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Ghalia. Jakarta. Putong, Iskandar. 2005. Teori Ekonomi Mikro. Mitra Wacana Mulia. Jakarta. Simatupang, P. 1994. Prosiding Seminar Sehari Peranan Strategis Industri Kecil dalam PJPT

II Jakarta, 22 Juli 1993. LP UKI Press Jakarta.

Sudiyono .2002. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang.

Tambunan, 2000. Perekonomian Indonesia Beberapa Isu Penting. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Thoha, M. 1997. Kondisi, Kendala dan Prospek Industri Kecil dalam Menghadapi Era

Globalisasi. Makalah disampaikan pada Acara Seminar Sehari di PDII LIPI.

Widiastuti dan Harisudin. 2013. Saluran dan Marjin Pemasaran Jagung di Kabupaten

Grobogan. Jurnal SEPA Vol.9 No.2. Februari 2013.

(http://www.dprin.go.id/idkm)




DOI: https://doi.org/10.30596/ekonomikawan.v16i2.946