Karakterisasi Morfologi Cendawan Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang Pada Bawang Merah (Allium cepa)

Andini Hanif, Zamriyetti Zamriyetti

Abstract


Produksi bawang merah di Sumatera Utara belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat akan bawang merah di Sumatera Utara. Penyakit busuk pangkal batang fusarium (FBR) atau penyakit busuk pangkal batang pada bawang merah merupakan salah satu kendala budidaya bawang merah, dan salah satu penyakit utama pada bawang merah F.oxysporum. F. oxyporum merupakan patogen tular tanah dan juga berpotensi sebagai penyakit tular benih pada bawang merah. Penelitian dilakukan di Desa Pengambaten, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo dan di Laboratorium Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sampel tanaman bawang merah bergejala di ambil pada masing-masing lokasi pengamatan, selanjutnya di bawa ke laboratorium, untuk di isolasi pada media PDA dan dikarakterisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab penyakit moler pada bawang merah di desa Pengambaten Kecamatan Merek Kabupaten Karo, dan karakterisasi cendawan patogen penyebab penyakit busuk pangkal batang pada bawang merah. Berdasarkan hasil karakterisasi morfologi makroskopis dan mikrosopis   isolat cendawan patogen yang diperoleh adalah Fusarium sp.

Keywords


Bawang merah, busuk pangkal batang, Fusarium sp.

Full Text:

PDF

References


Abawi GS, Lorbeer JW. 1971. Pathological Histology of Four Onion Cultivar Infected by Fusarium oxysporum f. sp. cepae. Phytopathology. 61: 11641169.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Pertanian Tahun 2021.

Cruz DR, Leandro LFS, Mayfield DA, Meng Y, Munkvold GP. 2020. Effects of soil conditions on root rot of soybean caused by Fusarium graminearum. Phytopathology. 110(10):1693- 1703. doi:10.1094/phyto-02-20-0052-r

Gomez AK dan AA Gomez. 1984. Statistical Procedurs for Agricultural Research. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Leslie JF, Summerell BA, dan Bullock S. 2006. The Fusarium Laboratory Manual. Manhattan (US): Blackwell Publishing

Novita D, Asaad M, dan Rinanda T. 2019. Potensi dan Peluang Pengembangan Produksi Bawang Merah Provinsi Sumatera Utara. Agrica. 12 (2). Hal: 92- 102

Siregar AF. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Menanam Bawang Merah di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. [Tesis]. Medan. Universitas Sumatera Utara

Tondok ET. 2001. Twisting disease caused by Fusarium oxysporum on shallot (Allium cepa L.var. agregatum G. Don.) in Indonesia. [thesis]. Jerman (DE): Institute of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Georg August University Geottingen, Germany.

Widodo, Kondo N, Kobayashi K, Ogoshi A. 2008. Vegetative compatibility groups within Fusarium oxysporum f. sp. cepae in Hokkaido Japan. Microbiologi Indonesia. 21(1):39–43. DOI: http://dx.doi.org/10.5454/mi.2.1.8.

Wiyatiningsih. 2009. Etiologi Penyakit Moler pada Bawang Merah. Surabaya (ID): UPN Press

Wiyatiningsih S, Arif W, Endang TP. 2009. Keparahan Penyakit Moler pada Enam Kultivar Bawang Merah karena Infeksi Fusarium oxysporum f.sp. cepae di Tiga Daerah Sentra Produksi. Seminar Nasional Akselerasi Pengembangan Teknologi Pertanian dalam Mendukung

Revitalisasi Pertanian. Surabaya (ID). Fak. Pertanian dan LPPM UPN Veteran Jawa Timur.

Wiyono S, Giyanto, Mutaqin KH, Hidayat SH, Supramana, Widodo. 2017. Emerging disease pada tanaman pertanian: strategi dan opsi kebijakan pengendalian. Simposium Nasional Fitopatologi 2017 “Kemunculan Penyakit Baru dan Impor Benih”.




DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v26i1.13430

Refbacks

  • There are currently no refbacks.