Pematahan Dormansi Biji Sirsak dengan Berbagai Konsentrasi Asam Sulfat dan Lama Perendaman Giberelin

Sri Utami, Syaiful Bahri Panjaitan, Yasin Musthofhah

Abstract


Sirsak memiliki biji keras dan tebal sehingga sulit untuk berkecambah. Salah satu upaya untuk mempercepat perkecambahan dapat dilakukan dengan menggunakan asam keras, salah satu diantaranya adalah asam sulfat yang dapat melunakkan permukaan kulit biji yang keras. Hormon tumbuh juga dapat digunakan untuk memecahkan dormansi pada benih, diantaranya adalah hormon Giberellin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi asam sulfat dan lama perendaman Giberellin dalam mempercepat pematahan dormansi biji sirsak. Metoda penelitian yang digunakan adalah menanam benih sirsak masing-masing 25 biji sesuai perlakuan. Penelitian ini menggunakan delapan perlakuan yaitu D1, D2, D3, D4, D5, D6, D 7, dan D8. Parameter diukur adalah potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, dan keserempakan tumbuh. Perlakuan konsentrasi asam sulfat 70%, 80% dan 90% dengan dicelup ataupun direndam Giberellin memberikan potensi tumbuh maksimum 20%. Konsentrasi asam sulfat 80% dan dicelup Giberellin (D4) meningkatkan daya berkecambah 46,67%, indeks vigor 20% , dan kecepatan tumbuh 7,01%.

Full Text:

PDF

References


(1991). Fisiologi Tanaman Budidaya (pp. 309-320). Terjemahan Herawati Susilo. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Hapsari, R. T., & S. Rezeki. (2018). Pengaruh pematahan dormansi terhadap viabilitas benih kacang tanah. Bulletin Palawija, 16 (1), 46-51.

Harjadi, M. M. S. S. (2019). Dasar-Dasar Agronomi (pp. 217-219). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Ilyas, S. (2012). Ilmu dan Teknologi Benih, Teori dan Hasil-Hasil Penelitian (p. 95). Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.

Ismail, A. D., & Duryat. (2018). Respon perkecambahan benih Kemiri Sunan (Reutealis trisperma) terhadap skarifikasi kimia dengan Asam Sulfat (H2SO4) pada berbagai lama waktu perendaman. Jurnal Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, 5 (1), 77-82.

Nurshanti, D. F. (2009). Zat pengatur tumbuh asam Giberellin (GA3) dan pengaruh terhadap perkecambahan benih Palem Raja (Roystonea regia). AgronobiS, 1 (2), 71-77.

Sutopo, L. (2004). Teknologi Benih (pp. 30-82). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Suyatmi, S., E. D, Hastuti., & S. Darmanti. (2012). Pengaruh lama perendaman dan konsentrasi Asam Sulfat (H2SO4) terhadap perkecambahan benih jati (Tectona grandis Linn.f). Buletin Anatomi dan Fisiologi dan Sellular, 19 (1), 28-36.

Taylor, L. (2012 Herbal secret of the rainforest: the healing power of over 50 medicinal plants you should know about: Annona muricata) http://www.raintree.com/graviola.htm# Diakses tanggal 15 September 2020.

Utami, S., Suryawati and Ermeli. (2016). KNO3 Concentration and Soaking Time Effect on Breaking Seed Dormancy and Seed Growth of Sour-Sop (Annona muricata L.). The1st International Conference Technology on Biosciences and Social Science 2016. Padang: 310-315.




DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v23i1.5658

Refbacks

  • There are currently no refbacks.