Analisis Resepsi Khalayak terhadap Kecanduan Pinjaman Online di YouTube

Mochammad Bayu Pratama

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resepsi khalayak terhadap fenomena kecanduan pinjaman online (pinjol) yang dibahas dalam video YouTube berjudul “Kenapa Orang Indonesia Kecanduan Pinjol?” dari kanal “Ngomongin Uang”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif melalui pendekatan analisis resepsi menurut teori Stuart Hall. Data dikumpulkan melalui wawancara lima informan yang telah menonton konten tersebut, serta studi kepustakaan untuk memperkuat analisis. Teknik analisis data dilakukan dengan mengkategorikan tanggapan informan ke dalam tiga posisi pemaknaan: dominan, negosiasi, dan oposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memiliki interpretasi yang beragam, tergantung pada pengalaman pribadi, konteks sosial, dan tingkat pemahaman keuangan mereka. Sebagian besar menerima pesan secara dominan bahwa pinjol adalah solusi cepat, namun ada pula yang bersikap kritis terhadap dampak dan regulasinya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa media digital, khususnya YouTube, berperan besar dalam membentuk pemahaman masyarakat terhadap isu sosial seperti pinjol. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan, dan pembuat konten dalam meningkatkan literasi keuangan dan menyampaikan informasi yang transparan serta edukatif.


References


Arvante, J. Z. Y. (2022). Dampak Permasalahan Pinjaman Online dan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pinjaman Online. Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum Indonesia Law Journal, 2(1), 73-87.

Castells, M. (2000). The Rise of the Network Society. Blackwell Publishers.

Hall, S. (1980). Encoding/decoding. In S. Hall, D. Hobson, A. Lowe, & P. Willis (Eds.), Culture, Media, Language: Working Papers in Cultural Studies, 1972–79 (pp. 128–138). Routledge.

Hall, S., Hobson, D., Lowe, A., & Willis, P. (2011). Budaya Media Bahasa: Teks Utama Pencanang Cultural Studies 1972-1979. Yogyakarta: Jalasutra.

Hendra, T. (2019). Media Massa Dalam Komunikasi Pembangunan. Jurnal At-Taghyir: Jurnal Dakwah Dan Pengembangan Masyarakat Desa, 1(2), 136–152. https://doi.org/10.24952/taghyir.v1i2.1723

Hidayat, A. M., Islam, U., & Ulama, N. (2024). Studi Resepsi Khalayak Dalam Akun Youtube “Jeda Nulis” Habib Ja’Far Husain Tentang Fenomena Citayam Fashion. 16(1).

Sa’adah, A. N., Rosma, A., & Aulia, D. (2022). Persepsi Generasi Z Terhadap Fitur Tiktok Shop Pada Aplikasi Tiktok. Transekonomika: Akuntansi, Bisnis Dan Keuangan, 2(5), 131–140. https://doi.org/10.55047/transekonomika.v2i5.176

Supriyatman, A. T., & Nugroho, C. (2019). Analisis Resepsi Penonton Remaja Video Mukbang Dalam Kanal Youtube “Yuka Kinoshita.” E-Proceeding of Management, 6(2017), 1428–1440.

Wahyono, S. B., Wirasti, M. K., & Ratmono, B. M. (2020). Audience Reception of Hoax Information on Social Media in the Post-Truth Era. Jurnal Komunikasi Indonesia, IX(2), 110–124.

Imran, H. A. (2013). Media Massa, Khalayak Media, The Audience Theory, Efek Isi Media dan Fenomena Diskursif. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 16(1), 47. https://doi.org/10.31445/jskm.2012.160103

Milatishofa, Kusrin, & Arindawati, W. A. (2021). Analisis resepsi khalayak terhadap makna body positivity pada instagram Tara Basro. Linimasa, 4(2), 174–185.

Nitami, L., & Malau, R. M. U. (2017). Makna Romantisme dalam Reality Show TRANS TV (Analisis Resepsi Penonton Pada Tayangan Reality Show “Katakan Putus”). Jurnal E-Proceeding of Management, 4(2), 1–8.

Sugangga, R., & Sentoso, E. H. (2020). Perlindungan hukum terhadap pengguna pinjaman online (Pinjol) ilegal. Pakuan Justice Journal of Law (PAJOUL), 1(1), 47-61.

Zuboff, S. (2019). The Age of Surveillance Capitalism: The Fight for a Human Future at the New Frontier of Power. PublicAffairs.

Uyun, L., Herwiyanti, E., & Budiarti, L. (2024). Dampak Pinjol Pada Generasi Z Dan Generasi Milenial. Sosio E-Kons, 16(1).




DOI: https://doi.org/10.30596/interaksi.v9i2.24938

Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi © 2024 by Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under CC BY-SA 4.0