Peran Tradisi Lisan Mitos Tona dan Pola dalam Mewariskan Budaya dan Kearifan LokaL Pada Masyarakat Batak Toba

Charles Butar-butar, Mhd Isman, Syamsuryurnita Syamsuryurnita

Abstract


Penelitian ini menawarkan solusi kebijakan terhadap keadaan Danau Toba yang semakin tergerus, yaitu dengan pemanfaatan kearifan lokal dan budaya masyarakatnya sebagai instrument natural. Masyarakat Batak Toba secara umum masih patuh terhadap norma budaya yang diwariskan oleh leluhurnya misalnya pantangan perkawinan semarga dan pantangan lainnya. Penelitian yang dilakukan dengan kontrak Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor: 313/II.3-AU/UMSU-LP2M/C/2018. Norma ini biasanya diwariskan dengan cara lisan dan cerita rakyat. Hasil analisis dapat pembuktian motif dan kontribusi cerita rakyat sebagai kearifan lokal dapat melestarikan ekosistem daerahnya. Penelitian ini dilakukan di seputaran Pulau Samosir termasuk lingkar luarnya. Responden yang terpilih adalah penduduk setempat, yaitu orang-orang yang masih mengetahui cerita tentang situs yang sudah terindentifikasi. Pemilihan responden ini didasari teknik bola salju, yaitu penentuan respondennya adalah hasil rekomendasi responden yang sudah ada sebelumnya. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu data berupa verbal bersifat naturalistik. Teknik alisis yang digunakan adalah teknik interpretatif, yaitu pemaknaan sesuai dengan teori yang sudah dirujuk. Hasil penelitian ini adalah menemukan 80 situs mitos yang disampaikan secara lisan dan menjadi suatu sumber norma dan etika dalam menyikapai hidup dengan ekosistem manusia yang di sekitarnya. Temuannya setiap situs mitos memiliki cerita rakyat sehingga dibuat menjadi motif terjadinya situs tersebut. Setelah dilakukan FGD, Cerita rakyat tersebut dapat dikategorikan kedalam 1. Kearifan lokal dan budaya menjaga harmoniasasi air; 2. Kearifan lokal dan budaya menjaga harmonisasi pohon atau tumbuh-tuhan; 3. Kearifan lokal dan budaya menjaga harmonisasi tanah; 4. Kearifan lokal dan budaya menjaga harmonisasi batu.

Kata Kunci: Kearifan Lokal, Tradisi Lisan, Budaya


References


Bang, J. Chr. dan Door, J. (1996). Language, Ecology, and Truth Dialogue and Dialectics. [online] Dapat diakses lewat situs: www.pdfio.com/k-22479.html

Bang, J.Chr. dan Door, J. (1993). Eco-Linguistics: A Framework. [online] Dapat diakses lewat situs:

Barthes, Roland, 1972, Mythologies Noondy Press, New York. 1967, Denotation Conotation dalam Element Semiology, London,1967 Elements of Semiology, London Jonathan , Cape.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.

Danajaya, James. 1985. Kegunaan Folklor Sejarah Lokal Desa-desa di Indonesia, dlm Soetrisno, dkk., Sastra, Budaya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Fill, Alwin and Peter Mhlhusler. 2001. The Ecolinguistics Reader Language, Ecology and Environment. London: Continuum

Hougen, Einar.1983. Ecology of Language.California: Stanford University Press.

http//:www.trsadisi masyarakat sebelum mengenal tulisan.com

L, Siany., Atiek Catur B. (2009). Khazanah Antropologi 1: Untuk Kelas XI SMA dan MA, Jakarta: Depdiknas

Leach, Edmund 1067 Geneis as Myth, in Myth and Cosmos. Texas Press, Source Books in Antropology, Austin.

Lechevrel, Nadege.The Interviwened Histories of Ecolinguistics and Ecoligical Approaches of Language Historical and Theorical Aspects of Research Paradigm

Mbete, Aron. 2011. Kearifan Lokal dan Keseimbangan Lingkungan sebuah Wawancara dalam Harian Analisa tanggal 23 April 2011.




DOI: https://doi.org/10.30596/bahterasia.v2i1.6536

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Bahterasia: Scientific Journal of Indonesian Language and Literature Education is abstracting & indexing in the following databases: